๐๏ธ Laporan Jurnalis: Aris
๐ Kontributor: Puskesmas Ketapang
๐๏ธ Editor: Kenzo | ASWINNEWS.COM โ Tajam, Akurat, Terpercaya, Berimbang, dan Ter-Update
TANGERANG โ ASWINNEWS.COM
Dalam upaya memperkuat pendekatan promotif dan preventif terhadap penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA), UPT Puskesmas Ketapang melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan triwulanan di Lembaga Rehabilitasi Kobong Assyifa, Rabu (25/6/2025). Program ini menjadi bagian dari strategi terpadu untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan motivasi para santri rehabilitasi.
Ketua Yayasan Kobong Assyifa, Rusdi Kirana, S.Th.I, menyampaikan bahwa penyuluhan kesehatan ini merupakan bentuk intervensi edukatif dan transformatif dalam proses rehabilitasi.
โKegiatan ini tidak sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran kritis dan motivasi santri untuk menjalani proses pemulihan secara utuh, baik secara fisik, mental, maupun sosial,โ ungkap Rusdi.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan Puskesmas sebagai elemen vital dalam menciptakan sistem rehabilitasi yang komprehensif, sekaligus membentuk karakter yang tangguh dan adaptif pasca pemulihan.
Pendekatan Holistik dan Humanistik
Penyuluhan ini diisi oleh tim medis dari Puskesmas Ketapang yang dipimpin oleh dr. Wulan. Dalam sambutannya, dr. Wulan menyampaikan bahwa keberhasilan rehabilitasi tidak bisa dipisahkan dari kesehatan fisik dan mental klien.

โPenyuluhan kesehatan harus menjadi ruang refleksi dan pemberdayaan, bukan sekadar transfer informasi. Kesehatan fisik, psikologis, dan sosial harus diperhatikan secara bersamaan,โ tegasnya.
Tim medis juga melakukan skrining menyeluruh terhadap penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, asam urat, dan kolesterol. Selain itu, pemeriksaan penyakit menular seperti HIV, sifilis, dan hepatitis B/C juga dilakukan, terutama bagi klien dengan riwayat penggunaan jarum suntik atau bertato.
Tidak hanya aspek fisik, skrining kesehatan jiwa turut dilakukan untuk mengidentifikasi gejala depresi dan kecemasan, mengingat tekanan psikologis merupakan faktor risiko tinggi dalam kasus adiksi.
Sinergi Lintas Sektor untuk Layanan Inklusif
dr. Wulan juga mengapresiasi keberlanjutan kerja sama ini sebagai model pendekatan humanistik dalam menangani masalah narkotika. Ia menegaskan, upaya penanggulangan adiksi tidak cukup melalui jalur hukum semata, tetapi harus menyentuh sisi kemanusiaan.
โKami berharap sinergi ini terus berlanjut setiap tahun. Ini adalah investasi sosial yang membentuk sistem layanan kesehatan yang inklusif, responsif, dan transformatif,โ ujarnya.
Materi penyuluhan mencakup Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), manajemen stres, pencegahan penyakit menular, serta pentingnya dukungan sosial dalam proses pemulihan. Sesi disusun secara interaktif dan partisipatif, mendorong keterlibatan aktif antara fasilitator dan peserta.
Pemulihan sebagai Tanggung Jawab Kolektif
Kegiatan ini mencerminkan bahwa transformasi sistem layanan kesehatan tidak bisa berdiri sendiri. Butuh keterlibatan seluruh unsurโdari tenaga medis, lembaga rehabilitasi, hingga masyarakat luas.
Penyuluhan di Kobong Assyifa menjadi bukti bahwa upaya pemulihan dari penyalahgunaan NAPZA harus dilakukan secara komprehensif, inklusif, dan berlandaskan nilai kemanusiaan. Di balik setiap sesi edukasi, tersimpan harapan untuk mengembalikan martabat, kesehatan, dan masa depan klien sebagai bagian dari masyarakat yang produktif.
![]()
