Saat Negeri Ditulis dengan Cinta, Bukan Dendam

🖋️ Oleh: Drs. M. Isa Alima
Pemerhati Sosial Aceh
🗞️ Editor: Kenzo | ASWINNEWS.COM – Tajam, Akurat, Terpercaya, Berimbang, dan Ter-Update

Banda Aceh —
Di tengah derasnya arus informasi dan opini yang berseliweran di ruang publik—baik di media sosial, ruang politik, maupun wacana keagamaan—kita dihadapkan pada satu kenyataan getir: terlalu banyak suara lahir dari kemarahan, bukan dari kasih sayang terhadap negeri.

Kalimat sederhana namun mendalam, “Saat negeri ditulis dengan cinta, bukan dendam,” kiranya dapat menjadi cermin bagi kita semua. Terutama bagi para pemangku kepentingan, tokoh masyarakat, dan generasi muda yang sedang tumbuh di persimpangan sejarah.

“Jangan utarakan statemen karena benci,”
“karena itu tidak baik untuk kehidupan abadi.”

Ungkapan ini bukan sekadar nasihat moral, melainkan refleksi dari kegelisahan sosial yang nyata. Dalam suasana gaduh yang kerap dipenuhi cacian, fitnah, dan retorika saling menjatuhkan, rakyatlah yang paling menderita. Mereka terjebak dalam kebingungan, sulit mencari penghidupan, dan mudah terprovokasi oleh narasi destruktif.

Cacimaki Bukan Solusi

Kita harus sepakat: kebencian tidak pernah melahirkan pembangunan.
Sebaliknya, ujaran yang lahir dari dendam justru merusak fondasi kebangsaan. Di tanah Aceh—yang telah menorehkan sejarah panjang perjuangan, peradaban, dan martabat—setiap kata yang terucap semestinya menjadi jembatan menuju rekonsiliasi, bukan pemicu perpecahan.

Kini saatnya kita mencari jalan keluar, bukan kambing hitam.
Generasi muda Aceh harus dibekali dengan nalar sehat dan hati bersih, agar mampu menjaga warisan negeri bukan hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam nilai dan keluhuran sikap.

“Warisan sejati bukan bangunan megah atau gelar kosong,”
“melainkan integritas, nilai, dan kehormatan yang kita tanamkan hari ini.”

Bekerja dalam Diam, Mencintai dalam Tindakan

Sejarah tidak ditulis oleh mereka yang paling keras bersuara.
Ia ditulis oleh mereka yang bekerja dalam diam, membangun dengan tulus, dan mencintai negeri ini melebihi kepentingan kelompok atau golongan. Mereka yang tahu bahwa cinta tidak perlu teriak, tetapi dibuktikan lewat tindakan nyata—untuk rakyat, untuk kebaikan bersama.

Akhir kata, harapan ini bukan ditujukan hanya kepada pejabat, elite, atau tokoh publik. Ia juga tertuju kepada saya, kepada Anda, kepada kita semua.

Karena pada akhirnya, negeri ini tidak akan dikenang karena apa yang kita klaim miliki,
tetapi karena bagaimana kita menjaganya dengan cinta, bukan dengan dendam.


📌 ASWINNEWS mendukung penyebaran narasi cinta, kesadaran sosial, dan etika berbangsa sebagai pilar utama dalam membangun masa depan Indonesia yang damai dan bermartabat.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *