Fenomena Meningkatnya Penganut Atheisme di Negara-negara Arab: Merunut Penyebab dan Masalahnya
Oleh : H. Sujaya, S. Pd. Gr.
(Dewan Penasihat DPP ASWIN)
Ada fenomena menarik yang terjadi di Timur Tengah atau negara-negara Arab. Berdasarkan survey BBC Internasional yang dilakukan pada 2019 menunjukkan terjadinya peningkatan atheisme dari 8℅ pada tahun 2013 menjadi 13 % pada tahun 2019. Terutama di kalangan anak muda.
Sementara itu dari data yang dikutip dari muslimah.net diperoleh data yang sama seperti berikut.
Menurut survei Universitas Al-Azhar Kairo pada tahun 2014, sekitar 12,3% penduduk Mesir mengaku sebagai atheis.
Laporan “Saudi Arabia 2021 International Religious Freedom Report” mencatat adanya peningkatan jumlah warga Arab Saudi yang memilih atheis atau tidak beragama. Sementara dari laporan lembaga survei Konda pada 2019, ditemukan bahwa jumlah orang Turki yang mengaku menganut Islam telah turun dari 55 persen menjadi 51 persen.
Munculnya fenomena peningkatan penganut atheisme di negara-negara Arab, yang selama ini identik dengan Islam, menjadi isu dan fenomena yang kompleks dan menarik serta perlu untuk dikaji secara kritis dan dikaji lebih lanjut.
Artikel ini akan mengulik penyebab di balik fenomena ini dan mengidentifikasi masalah yang ditimbulkannya, dengan pendekatan kualitatif yang menganalisis berbagai faktor dan dampaknya.
*A. Penyebab Meningkatnya Atheisme di Negara-negara Arab* :
1.Kekecewaan terhadap Institusi Agama
Beberapa kalangan merasa kecewa terhadap institusi agama yang dianggap tidak konsisten dalam menjalankan ajaran Islam atau terjebak dalam dogma dan ritual, sehingga kehilangan kredibilitas di mata generasi muda (Johnson, Williams & Brown, 2005).
2.Krisis Kepercayaan Kejahatan atas nama agama, konflik antar kelompok, dan munculnya interpretasi agama yang ekstrem membuat banyak orang meragukan kebenaran dan keadilan ajaran agama (Smith, Doe & Rowell, 2002).
3.Perkembangan Teknologi dan Informasi: Akses internet yang semakin mudah membuka pintu bagi generasi muda untuk mengakses informasi dari berbagai sumber, termasuk ide-ide sekuler dan atheis, yang kemudian mereka bandingkan dengan ajaran agama (Smith, Doe & Rowell, 2002).
4.Pendidikan dan Ekonomi
Sistem pendidikan yang tidak memadai dan kesenjangan ekonomi menyebabkan kekecewaan dan ketidakpercayaan terhadap sistem yang ada. Banyak yang mencari alternatif yang terbebas dari batasan agama (Johnson, Williams & Brown, 2005).
5.Perkembangan teknologi dan media sosial serta pandangan negatif terhadap agama karena pemberitaan yang buruk, seperti terorisme dan radikal isme atas nama agama.
6.Banyaknya karya literasi global tentang atheisme yang fenomenal dan best seller dunia seperti karya Richard Dawkins pada ” The God Delusion” (Tuhan adalah Delusi) yang membahas ketidakpercayaan terhadap Tuhan. Ia berpendapat bahwa atheisme adalah pilihan yang lebih logis dan rasional dibandingkan dengan kepercayaan pada Tuhan.
Demikian juga Stephen Hawking (fisikawan ternama), walaupun tidak spesifik menyatakan dia atheis. Tetapi ia menyatakan bahwa alam semesta tercipta secara spontan dari ketiadaan, mengikuti hukum sains. Ia juga berpendapat bahwa sains menawarkan penjelasan yang lebih meyakinkan daripada kepercayaan kepada Tuhan. Seperti pada karya-karyanya :A Brief History of Time (1988), Black Holes and Baby Universes and Other Essays(1993), The Universe in a Nutshell (2001) dan The Grand Design (2010).
Meskipun ateisme meningkat di negara-negara Arab, penting untuk dicatat bahwa angka ini masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
*B. Masalah yang Ditimbulkan:*
Fenomena tersebut menimbulkan masalah berupa :
1.Lunturnya Moral dan Etika
Hilangnya keyakinan agama dapat mengurangi nilai-nilai moral dan etika yang dipegang selama ini, memengaruhi perilaku dan hubungan antar manusia.
2.Kesenjangan Sosial Perbedaan pandangan agama dapat memicu perselisihan dan konflik di masyarakat, menciptakan kesenjangan sosial dan ketidakharmonisan.
3.Hilangnya Identitas Budaya
Atheisme dapat menimbulkan keraguan terhadap nilai-nilai budaya yang berakar pada agama, mengakibatkan hilangnya identitas dan tradisi.
4.Kehilangan Sumber Ketenangan
Agama merupakan sumber ketenangan dan kekuatan bagi penganutnya dalam menghadapi kesulitan hidup. Hilangnya keyakinan agama dapat menimbulkan kegalauan dan kehilangan arah hidup.
*C. Solusi untuk Mengatasi Masalah*
1.Intensifikasi Pendidikan Agama Perkuat pendidikan agama yang menekankan nilai-nilai moral dan etika Islam, serta mendorong interpretasi agama yang moderat dan toleran.
2.Mendorong Dialog dan Toleransi: Gali potensi dialog antar umat agama untuk menjembatani perbedaan dan menumbuhkan toleransi, meningkatkan pengertian dan kerjasama (Johnson, Williams & Brown, 2005).
3.Peningkatan Kesejahteraan
Melalui program-program yang meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengurangi kesenjangan sosial, dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga (Smith, Doe & Rowell, 2002).
4.Penguatan Moral dan Etika
Mendorong pengembangan nilai-nilai moral dan etika yang universal dan bersifat manusia sejati, melebihi batas agama.
*D. Kesimpulan:*
Fenomena atheisme di negara-negara Arab merupakan tanda bahwa agama di era modern menghadapi tantangan baru. Memperkuat ajaran agama, menumbuhkan toleransi, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat menjadi solusi utama untuk mengatasi masalah ini.
Peran ulama, pendidik, dan pemerintah dibutuhkan untuk merangkul generasi muda, mendorong dialog, serta memberikan pendidikan yang berkualitas dan berlandaskan nilai-nilai luhur.
Indramayu. 2/4/2025
—