✍️ Oleh: Drs Isa Alima
🗞️ Editor: Kenzo – Redaksi AswinNews.com
📍 Banda Aceh, Jumat, 17 Oktober 2025
Banda Aceh — AswinNews.com | Fenomena maraknya pria mengenakan celana pendek di ruang publik Kota Banda Aceh menjadi sorotan tokoh masyarakat setempat, Drs. Isa Alima. Ia menilai kondisi tersebut mencerminkan melemahnya kesadaran masyarakat dan lemahnya penegakan Syariat Islam di Serambi Mekkah.
Dalam keterangannya kepada AswinNews.com, Isa Alima menegaskan bahwa masyarakat Aceh memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga marwah Syariat Islam yang telah menjadi identitas daerah.
“Kalau bukan kita yang menjaga marwah Syariah di Aceh, maunya siapa lagi? Orang luar manalah mungkin,” ujar Isa dengan nada prihatin, Jumat (17/10/2025).
Fenomena ini, lanjutnya, banyak terlihat di beberapa titik ruang publik Banda Aceh, seperti kawasan perbelanjaan, taman kota, dan area wisata. Menurutnya, hal ini terjadi secara kasat mata dalam beberapa bulan terakhir tanpa adanya tindakan tegas dari petugas Wilayatul Hisbah (WH) atau instansi terkait.
Isa menilai bahwa menurunnya kepedulian terhadap adab berpakaian sesuai Syariat bukan hanya disebabkan lemahnya pengawasan, tetapi juga akibat pergeseran nilai sosial di tengah derasnya pengaruh budaya global dan media sosial.
“Syariat itu bukan hanya peraturan, tapi kehormatan kita sebagai orang Aceh. Kalau dibiarkan, nanti generasi muda akan kehilangan arah dan identitasnya,” ujarnya.
Menurutnya, penerapan Syariat Islam di Aceh tidak bisa hanya mengandalkan penegakan hukum formal. Diperlukan kesadaran pribadi dan tanggung jawab sosial dari seluruh lapisan masyarakat agar nilai-nilai Islam tetap hidup dalam keseharian. Ia juga mendorong tokoh agama, ulama, dan lembaga pendidikan untuk memperkuat edukasi dan dakwah terkait etika berbusana.
Fenomena ini menjadi cerminan tantangan baru bagi Aceh dalam menjaga nilai-nilai Syariat Islam di tengah perubahan zaman. Isa Alima berharap pemerintah dan masyarakat dapat bersinergi memperkuat pengawasan serta kesadaran moral agar identitas keislaman Aceh tidak pudar oleh modernisasi.
Catatan RedaksiAswinNews
menilai pandangan tokoh masyarakat seperti Isa Alima merupakan bentuk kepedulian terhadap jati diri Aceh sebagai daerah bersyariat. Namun demikian, redaksi menekankan bahwa penegakan Syariat Islam harus dilakukan secara bijak, manusiawi, dan edukatif, tanpa menimbulkan stigma atau diskriminasi terhadap siapa pun.Penerapan nilai-nilai keislaman yang kuat justru akan tumbuh melalui keteladanan, dialog, dan kesadaran bersama, bukan sekadar melalui penindakan.