Penulis: Sujaya, S. Pd. Gr.
(Dewan Penasihat Asosiasi Wartawan Internasional – ASWIN)
Editor Rahmat
Aawinnews.com/-Kabupaten Indramayu berada di peringkat ke-27 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dalam Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) versi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) 2024 dengan skor sebesar 3,34 dari yang tertinggi diraih Kota Bandung dengan skor sebesar 4, 26.
Angka tersebut didapatkan dari penilaian atas 12 pilar utama yaitu : institusi, infrastruktur, adopsi inovasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), stabilitas ekonomi makro, kesehatan, ketrampilan tenaga kerja, pasar produk, pasar tenaga kerja, sistem keuangan, ukuran pasar, dinamika bisnis dan kapasitas ekonomi.
Posisi ini menunjukkan tantangan serius dalam adopsi teknologi, pengembangan inovasi, dan kesiapan tenaga kerja menghadapi dinamika pasar global serta beberapa pilar lainnya tersebut. Inilah Pekerjaan Rumah (PR) bagi pemerintahan Lucky Hakim – Syaifuddin yang baru saja melewati 100 hari bekerja.
Kenapa Daya Saing Indramayu Rendah?
Dari data IDSD, pilarnya yang melemah adalah:
Adopsi Teknologi dan Ekosistem Inovasi yang berada pada rangking terendah di antara pilar lainnya .
Keterampilan dan Kapabilitas Sumber Daya Manusia, menandakan rendahnya pelatihan vokasi dan readiness tenaga kerja .
Pasar Produk dan Dinamisme Bisnis yang masih lemah, menunjukkan struktur usaha lokal belum siap untuk berkembang .
Di tengah fakta ini, Indramayu masih memiliki HDI 0,698, yang setara rata-rata provinsi—menandakan potensi manusianya belum tergali optimal .
Potensi Besar yang Belum dan Perlu Disulap
Kabupaten ini memiliki keunggulan:
La han pertanian luas, termasuk padi, jagung, dan hortikultura yang mendukung ketahanan pangan.
Potensi perikanan tambak dan laut dengan mata pencaharian tradisional kuat.
Sumber daya manusia yang besar, berpeluang menjadi kekuatan bila dibekali keterampilan memadai.
Tantangan saat ini bukan pada ketersediaan potensi, tapi pada kemampuan mengolah dan merevitalisasi potensi itu menjadi produktivitas dan inovasi.
Rekomendasi Strategis: Sinergi, Inovasi, dan Modernisasi
- Pelatihan Vokasi Berbasis Teknologi
Sinergi Dinas Pendidikan dan Dinas Pertanian/Perikanan melakukan pelatihan IoT pertanian, cold storage, dan teknologi akuakultur.
Dorong sertifikasi tenaga kerja lokal untuk memperbaiki daya saing.
- Inkubator Inovasi dan Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi
Kolaborasi riset bersama kampus seperti Universitas Wiralodra Indramayu atau Politeknik Indramayu (POLINDRA) terkait teknologi pasca panen dan budidaya tambak cerdas.
Fasilitasi KKN tematik untuk mahasiswa merancang solusi lokal, misalnya pengolahan hasil laut bernilai tinggi.
- Digitalisasi dan Ekonomi Produktif Lokal
Bangun platform e-commerce bagi petani dan nelayan (digital cooperative).
Dorong agroindustri dan produk pangan olahan untuk menembus pasar nasional.
- Layanan Publik Cepat dan Transparan
Perizinan usaha online, dan pelaporan real-time progress di desa.
Libatkan masyarakat dalam pengawasan penggunaan dana desa (transparansi anggaran).
- Optimalkan RPJMD/RPJMN dan Dana Kolaboratif
Gunakan IDSD sebagai pijakan dalam RPJMD 2025–2029 .
Jalin dana kolaboratif pusat, provinsi, dan dunia usaha untuk skema pilot project di desa mandiri inovatif.
Penutup: Menuju Indramayu Mandiri dan Berdaya Saing
Catatan IDSD 2024 adalah peringatan bangun bagi Indramayu: potensi besar belum cukup, perlu sinergi, modernisasi, dan keberanian membuka jalan inovasi. Dengan komitmen bersama dari pemerintah, kampus, sektor swasta, dan masyarakat, Indramayu dapat merangkak naik dari posisi terbawah dan menjadi kabupaten yang sejahtera, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
Indramayu, 9/6/2025
*Artikel ini ditulis untuk membuka wacana dan gerak bersama guna membawa Indramayu kembali ke jalur kemajuan.