Tradisi Unduh-Unduh GKJW Mojowarno Tercoreng Insiden: Warga Kecewa Sikap Kapolsek Mojowarno

Mojowarno, Jombang | Aswinnews.com – Tradisi tahunan Unduh-Unduh yang digelar di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno berlangsung meriah sejak pagi, Minggu (11/5/2025), namun tercoreng oleh insiden antara aparat kepolisian dan salah satu peserta arak-arakan.

Acara sakral yang telah menjadi warisan budaya turun-temurun sejak 1930 itu kembali digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Ribuan warga dari berbagai dusun mulai berdatangan sejak pukul 06.00 WIB, membawa aneka hasil bumi seperti sayur-mayur, buah-buahan, dan hewan ternak yang dihias kreatif untuk diarak menuju halaman gereja yang telah berusia lebih dari satu abad.

Ketua panitia acara, Rudi Prastiyo Adi, menjelaskan bahwa tradisi Unduh-Unduh merupakan wujud iman dan ucapan syukur atas penyertaan Tuhan selama masa tanam hingga panen.

Namun kemeriahan tersebut sempat terganggu oleh insiden di depan Warung 88 milik Pak David. Kapolsek Mojowarno, AKP Tri Sulo Hadi Warjianto, S.E., disebut-sebut menghentikan seorang warga Dusun Mojodukuh yang membawa sound system, sementara peserta dari dusun lain yang juga membawa peralatan serupa dibiarkan.

Keterangan Foto: Puji Setyo Tuhu

Salah satu warga, Puji Setyo Tuhu, menyampaikan kekecewaannya terhadap tindakan aparat yang dinilai tidak adil dan tanpa pemberitahuan sebelumnya. “Kalau memang ada aturan, seharusnya disosialisasikan minimal tujuh hari sebelum acara, bukan saat acara sudah berlangsung,” ujarnya.

Tuhu juga menyayangkan pendekatan represif aparat, yang dinilai memicu ketegangan hingga nyaris terjadi baku hantam. “Harusnya bisa ditegur dengan baik-baik, bukan langsung dihentikan begitu saja,” tambahnya dengan nada kesal.

Situasi semakin memanas ketika pihak penyidik dari Polres Jombang turut hadir ke lokasi dusun Mojodukuh. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan warga yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran aparat penegak hukum dalam jumlah besar di tengah acara budaya yang seharusnya damai.

Menanggapi kabar bahwa rumah sakit Mojowarno menjadi pelapor, dr. Yohanes Prayoga menegaskan bahwa pihak rumah sakit hanya menyarankan antisipasi terhadap potensi gangguan (Notifiable Incident), bukan membuat laporan resmi kepada polisi. “Kami tidak melaporkan, hanya memberi saran,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, Kapolsek Mojowarno AKP Tri Sulo Hadi Warjianto, S.E. belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut.

Warga berharap ke depan, aparat dan panitia dapat berkoordinasi lebih baik agar tradisi Unduh-Unduh tetap menjadi momen kebersamaan yang penuh suka cita, bukan ketegangan.

(Penulis LR/Kenzo)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *