Indramayu dan Tembok Ekstrim Kemiskinan

Indramayu dan Tembok Ekstrim Kemiskinan

Oleh : Abdul Azis
Ketua Aliansi Kaum Sarungan (Al-Kausar) Indramayu

Tokoh utama perubahan ekonomi kerakyatan modern di negara china adalah Deng Xiaoping “1970”, tokoh utama yang selalu bertekad membangun infrastruktur, serta pendidikan agar berjalan beriringan, serta bertekad melahirkan generasi kreatif, bukan generasi hapalan dan dogmatis. Deng Xiaoping menekankan adanya perubahan dalam metodelogi pembangunan, dari komunis bermetamorfisis ke kapitalis. hal ini bisa disebut sebagai “Emansipasi ekonomi Kerakyatan, sehingga rakyat harus berjalan didepan, sedangkan negara berada di belakang.

Hal ini juga yang meng-ilhami penulis, bahwa Kabupaten Indramayu sejatinya tidak jauh beda dengan negara china kala itu, karena saat Deng Siaoping berkuasa, kas negara dalam keadaan kosong “Tidak stabil”, pertumbuhan ekonomi mandheg, SDM rakyat China sampai pada titik terendah, karena banyaknya lulusan perguruan tinggi gugur dalam kamp kerja paksa semasa revolusi kebudayaan.

Menurut saya, Kabupaten Indramayu-pun memiliki beberapa kesamaan. Melansir data BPS, di Jawa Barat tahun 2024, dari 27 daerah Kabupaten Kota, angka kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Indramayu. Daerah berjuluk Kota Mangga ini tercatat memiliki angka kemiskinan sebesar 11,93 persen atau terdapat 212.140 jiwa hidup dalam garis kemiskinan ekstrim. Maka sangatlah tepat jika visi-misi Indramayu Reang, pada point Ekonomi Kerakyatan dan Gotong Royong dapat dimaksimalkan.

Indramayu sangat berpotensi memiliki ekonomi kerakyatan yang kuat dan besar, asalkan sistem gotong royong dapat dilakukan dan di akomodir dengan baik oleh pemerintah, misalnya dalam rangka memunculkan ekonomi kerakyatan, UMKM-nya di maksimalkan. Selanjutnya para pendukung kemenangan Lucky Hakim Syaefudin “LH-Sae” membuat ide gagasan yang progresif revolusien tentang revolusi industri yang berbasis manufaktur atau lainnya, dan tentunya melihat pada tiga tipologi potensi Sumber Daya Alam “SDA” daerah Kabupaten Indramayu, yaitu pertanian, kelautan dan migas. Lalu diangkat bersama oleh pemerintah agar bisa masuk menjadi alasan utama visi-misi Indramayu Reang dapat diterima oleh semua kalangan.

Merujuk ulasan Ian Thomson atas buku Christian Caryl, Strange Rebels: 1979 and the Birth of the 21st Century, liberalisasi ekonomi Cina dimulai pada 1979 atau segera setelah Deng Xiaoping naik panggung. Efeknya langsung terasa bahkan dalam hitungan beberapa tahun saja, China langsung melejit dan dapat memakmurkan jutaan penduduk China.

Gerakan perubahan dihentakkan sangat keras oleh Deng Xiaoping dan rakyat China dipaksa berubah, sehingga mereka tidak punya pilihan dan jalan lain, kecuali mengikuti jalan perubahan yang telah disediakan oleh pemerintah. Jalan tersebut memaksa semua orang harus berkompetisi dan membuat semua orang harus bekerja keras untuk kemakmuran demi kehormatan keluarganya.

Setelah beberapa dekade, akhirnya China secara gemilang berhasil melewati perubahan, kini China menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor dua di dunia, dan mungkin tidak lama lagi akan menjadi nomor satu melewati negara lainnya.

Kini rakyat China telah bermetamorfosis menjadi masyarakat kapitalis, tetapi Deng Xiaoping tetaplah seorang sosialis. Deng Xiaoping sendiri tercatat tidak memiliki rumah pribadi dan meninggal tanpa harta benda duniawi yang berarti.

Jika China yang dikenal sebagai negeri komunis, bersama rakyatnya mampu membangun negara dengan hasil yang baik, maka Indramayu seharusnya melalui pemerintah dan rakyatnya saat ini tidak kalah dalam membangun daerahnya yang ber-keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Indramayu,30 Maret 2025

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *