Lailatul Qodar: Malam Kemuliaan Yang Dirindukan

Lailatul Qadar: Malam Kemuliaan Yang Dirindukan

Penulis,AbahRoy
Ketua DPC Aswin Kota Cirebon

Malam ini, 27 Ramadan, sering kali dikaitkan dengan turunnya Al-Qur’an dan diyakini oleh sebagian ulama sebagai malam Lailatul Qadar. Sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana setiap doa dan amalan memiliki nilai yang luar biasa di sisi Allah.

Namun, benarkah Lailatul Qadar hanya jatuh pada 27 Ramadan?

Dalam berbagai hadis, Rasulullah ﷺ tidak pernah memastikan tanggal pastinya, hanya menyebut bahwa ia berada di antara malam-malam ganjil dalam sepuluh hari terakhir Ramadan.

Artinya, fokus kita seharusnya bukan pada satu malam tertentu, melainkan pada keseluruhan waktu-waktu mustajab ini.

Sayangnya, banyak orang yang hanya beribadah maksimal di malam 27, lalu kembali mengendur setelahnya. Padahal, esensi Lailatul Qadar bukan sekadar menemukan satu malam, tetapi bagaimana malam itu mengubah kehidupan kita.

Jika ibadah kita hanya bersifat seremonial, tanpa ada peningkatan setelah Ramadan, bukankah kita sedang kehilangan makna sejatinya?

Lailatul Qadar bukan sekadar tentang mendapatkan pahala besar dalam semalam, tetapi tentang refleksi dan transformasi diri. Jika benar kita bertemu dengan malam penuh berkah ini, seharusnya dampaknya terasa dalam keimanan dan akhlak kita sepanjang tahun.

Ramadan akan berakhir, tetapi apakah ruh Ramadan tetap hidup dalam diri kita? Itulah pertanyaan yang harus kita renungkan.

Kota Cirebon,26/03/2025

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *