Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dengan Prioritas Personal Demand dan Pembelajaran Tingkat Tinggi

Meningkatkan Kualitas Pendidikan dengan Prioritas Personal Demand dan Pembelajaran Tingkat Tinggi

Oleh : Sujaya, S. Pd. Gr.
(Dewan Penasehat DPP ASWIN)

A. Permasalahan Pendidikan Indonesia

Saat ini kualitas pembelajaran di Indonesia sangat jauh tertinggal. Menurut survei Programme International for Student Assesment (PISA) dan data Education Development Index (EDI) UNESCO beberapa dekade terakhir menyatakan bahwa kualitas pendidikan Indonesia tertinggal 128 tahun dari negara maju. Salah satu penyebabnya adalah kompetensi dan kualitas guru dalam pembelajaran masih rendah.

Data dari Badan Pusat Statistik (BSP) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 278,69 juta jiwa. Namun sangat disayangkan, hal ini berbanding terbalik dengan jumlah minat bacanya. Dilansir dari data UNESCO, hanya 0,001% masyarakat Indonesia yang memiliki minat baca. Hal itu berarti, dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang suka dan aktif membaca. Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program of International Student Assessment (PISA) pada tahun 2019, minat baca Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara. Dengan kata lain, Indonesia masuk dalam bagian 10 negara yang memiliki tingkat literasi terendah di antara negara-negara yang disurvei. Berdasarkan data OECD tingkat literasi Indonesia masih berada di tingkat 74 dari jumlah 79 negara di dunia Sehingga hal inilah yang perlu menjadi pemikiran dan instropeksi untuk terus meningkatkan gerakan literasi dan tidak berhenti menebarkan semangat kegiatan literasi .

Menurut Ekonom Senior INDEF Aviliani dalam CNBC Indonesia Tech & Telco Outlook 2023, Selasa menyebut tingkat literasi digital di Indonesia hanmasih rendah hanya sebesar 62%. Jumlah tersebut paling rendah jika dibandingkan negara di ASEAN lainnya yang rata-rata mencapai 70%. Masyarakat Indonesia kalau kita lihat literasi (digital)-nya baru 62%. Negara di Korea sudah 97%. Rata-rata di ASEAN sudah 70%. Jadi, memang tingkat literasi digital kita masih rendah. Sementara itu Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menyebut bahwa posisi masyarakat Indonesia dalam literasi digital berada di rata-rata angka 3,54 dari indeks 1-5. Angka posisi itu meliputi digital skill, digital safety, digital cultur, dan digital etic.

Umumnya, pembelajaran di Indonesia masih lebih banyak berfokus pada ranah kognitif tingkat rendah dalam Taksonomi Bloom, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3). Guru cenderung menggunakan metode ceramah, hafalan, dan latihan soal untuk mengukur pemahaman siswa.

Namun, untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), seharusnya pembelajaran lebih banyak menyentuh ranah menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Ini bisa dicapai dengan strategi seperti diskusi, pemecahan masalah, proyek kolaboratif, serta pembelajaran berbasis inkuiri atau studi kasus.

Di samping itu proses pendidikan seharusnya mementingkan personal demand bukan economic demand” berarti bahwa sistem pendidikan sebaiknya lebih berfokus pada kebutuhan dan minat individu (personal demand) daripada hanya memenuhi kebutuhan ekonomi (economic demand).

Mengapa demikian, hal itu karena :
1. Personal Demand (Kebutuhan Pribadi)

Pendidikan yang berorientasi pada personal demand berarti memberi kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan potensi, bakat, dan minat mereka sendiri.

Tujuannya adalah agar seseorang dapat mencapai kepuasan pribadi, kebahagiaan, dan aktualisasi diri dalam kehidupan.

Contoh: Seseorang yang berbakat di seni didorong untuk belajar dan berkembang di bidang seni, meskipun profesi terkait seni tidak selalu memiliki peluang ekonomi besar.

Sementara itu pada,
2. Economic Demand (Kebutuhan Ekonomi):

Pendidikan yang berorientasi pada economic demand lebih menitikberatkan pada kebutuhan pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Tujuannya adalah menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja agar bisa meningkatkan produktivitas ekonomi.

Contoh: Sistem pendidikan lebih banyak membuka program studi yang menghasilkan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri, seperti teknologi dan bisnis, meskipun tidak semua orang tertarik pada bidang tersebut.

Maka makna dan Implikasinya jika pendidikan lebih mementingkan personal demand, individu bisa lebih berkembang sesuai potensinya, memiliki kepuasan dalam belajar, dan tidak merasa dipaksa untuk memenuhi tuntutan pasar kerja. Sebaliknya, jika pendidikan terlalu fokus pada economic demand, ada risiko bahwa sistem pendidikan hanya akan melahirkan tenaga kerja tanpa mempertimbangkan minat dan bakat masing-masing individu.

Namun, dalam praktiknya, keseimbangan antara personal demand dan economic demand tetap diperlukan agar individu dapat berkembang sekaligus tetap memiliki prospek kerja yang baik.

B. Solusi yang Harus Dilakukan

Agar guru di Indonesia lebih banyak menerapkan pembelajaran tingkat tinggi (HOTS) dalam Taksonomi Bloom, beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:

1. Meningkatkan Kompetensi Guru dalam HOTS

Pelatihan intensif tentang strategi pembelajaran berbasis HOTS.

Workshop tentang metode seperti problem-based learning (PBL), project-based learning (PjBL), dan inkuiri.

Penggunaan teknologi dan media interaktif untuk membangun keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Mendorong Pembelajaran Berbasis Masalah & Proyek

Guru bisa menggunakan studi kasus nyata untuk membangun keterampilan menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5).

Menerapkan pembelajaran berbasis proyek di mana siswa diminta untuk menciptakan solusi atau inovasi (C6).

3. Mendesain Soal & Evaluasi Berbasis HOTS

Guru perlu merancang pertanyaan terbuka yang mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif.

Soal ujian dan tugas tidak hanya berupa hafalan, tetapi lebih ke analisis, evaluasi, dan penciptaan.

4. Membangun Budaya Kelas yang Mendukung HOTS

Mendorong siswa untuk berpikir mandiri, berdiskusi, dan berargumentasi secara logis.

Memfasilitasi debat, diskusi kelompok, dan refleksi dalam pembelajaran.

Memberikan umpan balik yang membangun agar siswa terbiasa berpikir lebih dalam.

5. Dukungan dari Kurikulum & Kebijakan Pendidikan

Kurikulum harus lebih fleksibel agar guru memiliki keleluasaan untuk menerapkan metode HOTS.

Pengurangan fokus pada hafalan dan lebih banyak pada keterampilan berpikir kritis serta pemecahan masalah.

Sementara itu agar proses personal demand dalam pendidikan berhasil, diperlukan strategi yang tepat untuk memastikan bahwa kebutuhan dan keinginan individu dalam belajar dapat terpenuhi secara optimal. Berikut beberapa cara untuk mencapainya:

1. Menyesuaikan Pembelajaran dengan Kebutuhan Individu

Mengidentifikasi minat, bakat, dan gaya belajar siswa melalui asesmen awal.

Memberikan fleksibilitas dalam metode pengajaran, seperti pembelajaran berbasis proyek atau eksplorasi mandiri.

2. Mendorong Motivasi dan Kemandirian Siswa

Membangun lingkungan belajar yang mendukung eksplorasi dan kreativitas.

Menerapkan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, seperti diskusi, problem-solving, dan kolaborasi.

3. Menggunakan Teknologi dan Sumber Belajar yang Beragam

Memanfaatkan platform digital, video edukasi, dan e-book yang dapat diakses sesuai kebutuhan siswa.

Menyediakan pilihan sumber belajar yang beragam agar siswa bisa memilih sesuai preferensi mereka.

4. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif dan Berkelanjutan

Memberikan evaluasi yang bersifat formatif agar siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan pemahamannya.

Memotivasi siswa dengan penghargaan atau pengakuan atas pencapaian mereka.

5. Melibatkan Orang Tua dan Guru dalam Mendukung Proses Belajar

Menjalin komunikasi yang baik antara guru, siswa, dan orang tua untuk memahami kebutuhan individu.

Mendorong peran orang tua dalam mendukung minat dan pengembangan keterampilan siswa di luar sekolah.

Dengan pendekatan yang fleksibel dan berorientasi pada kebutuhan siswa, proses personal demand dalam pendidikan dapat berjalan lebih efektif dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

Indramayu. 18/3/2025

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *