Peradaban Dunia Berbasis Spiritual Segera Dibangun dan Bangkit Bersama Tokoh dan Pemuka Agama Sedunia Dari Indonesia
Oleh : Jacob Eresete
Wartawan Lepas
Kesadaran spiritual itu adalah pemahaman terhadap segala tingkah laku manusia berkaitan dengan kekuasaan Tuhan Yang Maha Tahu dan Maha Penentu dengan kekuasaan-Nya. Sehingga segala perbuatan yang baik maupun perbuatan buruk akan diketahui oleh Tuhan dengan imbalan dan ganjaran sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Meski ganjaran yang baik maupun terhadap perbuatan yang buruk itu tidak tidak akan terjadi seketika itu juga, tapi pada saatnya pasti akan toba juga. Inilah dasar dari keyakinan terhadap laku spiritual yang senantiasa berpegang kepada kekuasaan Tuhan.
Laku spiritual itu sendiri tidak perlu diketahui atau dipamerkan kepada orang lain. Sebab yang lebih penting adalah hasil dari perbuatan yang dikakukan memiliki manfaat yang baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Karena keyakinan — seperti dalam Islam — yang percaya terhadap rahmatan lil alamin yang diturunkan Tuhan dari langit.
Kepercayaan dan keyakinan terhadap anugrah Tuhan dari langit itu, sesungguhnya dapat diterima oleh semua agama Samawi, tak hanya bagi Islam semata. Karena itu dalam Al Qur’an pun cukup banyak memberi petunjuk seperti sirotalmustakim, yaitu jalan yang lurus. Sehingga manusia patut selalu bersyukur bahwa bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna di bumi, dapat menegang teguh rahmat yang telah diberikan Tuhan kepada setiap manusia adalah khalifatullah — wakil Tuhan di bumi.
Kesempurnaan manusia sebagai makhluk Tuhan, jelas dan pasti lebih mulia dari makhluk apapun yang Dia ciptakan, termasuk malaikat yang dipercaya oleh manusia yang akan selalu berbuat baik kepada manusia yang memiliki kesadaran, pemahaman dan kecerdasan spiritual yang cukup. Bahwa malaikat pun akan membantu manusia agar tidak tersesat selama hidup di bumi. Toh, kemukjizatan para Nabi dan Rasul telah termuat dalam berbagai alkitab, meski dalam berbagai versi dan kisah untuk diteladani.
Dalam Surat Iqra yang termuat dalam Al Qur’an misalnya yang mengisyaratkan dapat dijadikan penuntun spiritual untuk lebih jauh melihat banyak hal dengan mata hati yang mungkin tidak terjangkau oleh akal manusia yang pongah dengan kecerdasan intelektual semata, sebab untuk memahami semua itu harus disertai oleh kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual yang harus mematuhi etika (syariat), moral (tuntunan batin) hingga sempurna terwujud dalam bingkai akhlak mulia manusia yang patuh dan taat pada hukum dan petunjuk Tuhan agar tidak tersesat berjalan di muka bumi.
Laku spiritual itu sendiri bisa diyakini akan berakhir ketika memasuki wilayah akhirat yang sepenuhnya merupakan otoritas Tuhan tidak bisa diintervensi oleh makhluk apapun, termasuk manusia dan malaikat yang paling dekat dengan Tuhan sekalipun, kecuali para Nabi dan Rasul yang telah mendapat petunjuk karana mendapat kepercayaan langsung dari Tuhan.
Maka itu, perjalanan manusia di bumi — semacam rekreasi spiritual bisa saja menjelajah sampai je kutub Utara dan ke kutub Selatan. Artinya, keberadaan manusia di Timur dan di Barat merupakan ketentuan yang tidak dipungkiri dapat menjadi tempat dari kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual yang akan menghiasi keindahan bumi dalam wujud peradaban manusia pada masa depan yang lebih baik dan tertib, sesuai dengan sunnatullah yang tidak terbantah dan dilanggar — bahkan tidak bisa diabaikan oleh manusia untuk hidup harmoni bersama alam raya dan seisinya. Inilah yang acap disebut oleh Pemimpin Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu adalah ayat-ayat bumi.
Ayat-ayat bumi itu sendiri menurut ahli sosiologi Indonesia, Prof. Ravik Karsidi adalah ayat-ayat langit. Seperti dalam ayat-ayat setiap orang yang nyaris tidak pernah dapat dicerna dengan jelas dan pasti menunjukkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Mengetahui serta Maha Segalanya atas diri manusia dan jagat raya serta seisinya.
Ayat-ayat langit jelas dapat terbaca dari isyarat berbagai planet hingga rembulan dan matahari yang menunjukkan kehidupan tanpa pernah disadari siapa pemiliknya dan siapa yang menciptakannya lalu siapa yang memelihara dan mengendalikannya.
Dalam setiap bagian tubuh manusia pun begitu adanya — ayat -ayat diri manusia yang menjadi bagian dari dasar gerakan kebangkitan serta pemahaman dan kesadaran spiritual yang dikobarkan oleh Sri Eko Sriyanto Galgendu sebagai Pemimpin Spiritual Nusantara yang sedang mempersiapkan acara besar membumikan gerakan spiritual semesta dengan mengetuk dan mengajak serta mengunjungi terlebih dahulu sejumlah pemimpin spiritual dari berbagai negara untuk kemudian menyelenggarakan pertemuan besar di Indonesia (Jakarta, Yogyakarta dan Bali) untuk merumuskan langkah bersama dalam membangun peradaban manusia untuk masa depan yang berbasis pada spiritualitas.
Harapan untuk membangun peradaban dunia yang lebih beradab dengan basis spiritualitas dari Indonesia bersama para tokoh serta para pemuka agama dari berbagai negara dapat segera terwujud dalam waktu dekat yang dipelopori bangsa Indonesia dan dilaksanakan di Indonesia.
Balaraja, 6 Maret 2025
—