Oleh : Jacob Ereste
Wartawan Lepas
Untuk.menyambut bulan ramadhan, Aspirasi Enak-emak menyelenggarakan ngobrol santai bersama ustad Handoko di Posko Aspirasi yang gigih menggaungkan Anti
Islamophobia agar masuk dalam kalender Nasional serta menjadi hari libur Nasional di Indonesia pada hari Jum’at, 21 Februari 2025.
Cerita tentang daulah Islamiah di Pakistan dituturkan Ustad Handoko sungguh tidak memberi peluang kebebasan bagi kaum perempuan. Sehingga istilah bagi wanita di Pakistan juga disebut cuma disekitar dapur, sumur dan kasur. Bahkan dia pun berkisah tentang Sunni dan Syi’ah yang memuliakan ahlul bait yang menandai awal dari perpecahan bagi Umat Islam. Sedangkan masalah Islamophobia disebabkan oleh pandangan ideologi yang berbeda. Sehingga gampang dicekoki oleh dogma-dogma yang tidak dicerna oleh akal sehat, tapi penuh emosional.
Kelemahan umat Islam menurut,Ustad Handoko dimulai dari mempengaruhi anak-anak melalui pakaian, lalu makanan kemudian ideologi. Sehingga, ketiga hal tersebut perlu mendapat perhatian ekstra dari orang tua serta keluarga untuk dapat menjaga pendangkalan akidah generasi muda Islam.
Potensi utama umat manusia memang didominasi oleh sifat dan sikap yang buruk. Adanya kecendrungan untuk berbuat buruk, kurang berminat untuk melakukan hal-hal yang baik terhadap orang lain.
Prof. Eggi Sujana tampil juga memberi tausiah menyambut bulan Ramadhan yang diselenggarakan Aspirasi yang dikomando Wati Salam bersama Bunda Jatiningsih yang didukung penuh oleh Bunda Royaningrun, Bunda Siswati serta Etna, Nina Herlina, Rachmadi, Andi Boxer, Yudha Gemin dan Jafar serta sejumlah anggota serta simpatisan Aspirasi dengan topik diskusi yang semakin menghangat serta melebar mengenai cawe-cawe Joko Widodo yang dia lihat semakin menjadi-jadi merecoki pemerintah Indonesia yang berada dibawah komando Presiden Prabowo Subianto.
Kekeliruan Presiden Prabowo Subianto yang serius kata Eggy Sujana ketika mengatakan kemenangannya sebagai calon presiden karena Joko Widodo. Padahal segala sesuatu yang terjadi di dunia hanya atas kuasa Allah SWT. Termasuk masalah ijazah palsu Joko Widodo yang telah dia permasalahkan lebih dari tiga tahun hanya bisa dibuktikan dengan foto kopi ijazah yang dilegalisir, kata Eggi Sujana.
Kejahatan sistemik yang dilakukan Joko Widodo selama menjadi Presiden Indonesia dialami Gus Dur yang telah mendapat amnesty dari Prabowo Subianto, tapi sampai hari ini tidak juga dibebaskan, kata Eggi Sujana dengan suara yang lantang.
Putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan tidak ada cawe-cawe dan tidak ada nepotisme yang dilakukan oleh Joko Widodo, jelas terbantah ungkap Eggi Sujana yang menyatakan putusan aneh dari Mahkamah Konstitusi itu, ungkap Eggi Sujana. Artinya, pengakuan Prabowo Subianto atas kemenangannya menjadi Presiden atas dasar kerja keras Joko Widodo, sangat bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi bahwa Joko Widodo jelas dan nyata cawe-cawe dan melakukan nepotisme dalam pelaksanaan pemilihan Presiden Indonesia tahun 2024.
“Saya menyampaikan semua ini karena sangat mencintai dan sayang kepada Prabowo Subianto”, tandas Eggi Sujana seraya memohon kepada semua hadirin khususnya awak media, untuk menyampaikan pesannya ini kepada Presiden Prabowo Subianto, kata Eggi Sujana bermohon atas pernyataan sikap yang dinyatakan secara terbuka ini.l untuk Presiden Prabowo Subianto selaku Presiden Indonesia yang patut didukung oleh semua elemen masyarakat, tandas intelektual Muslim yang enggan disebut ustad ini.
Menteng, 21 Februari 2025
—