Aceh Bangkit dan Sejahtera: Mualem Menuntun Rakyat Keluar dari Belenggu Kemiskinan

🖊️ Opini oleh: Drs. M. Isa Alima – Ketua DPD PBN Aceh & Ketua ASWIN Aceh
🗞️ Editor: Kenzo | AswinNews – Tajam, Akurat, Berimbang, dan Ter-Update

Aceh tidak ditakdirkan miskin. Aceh hanya butuh pemimpin yang visioner, berani, dan berpihak pada rakyat. Dalam pandangan saya, sosok Tgk. Muzakir Manaf (Mualem) telah menunjukkan arah perubahan itu.

Sebagai Ketua DPD PBN Aceh dan Ketua ASWIN Aceh, saya menyampaikan penghargaan tertinggi atas komitmen beliau dalam membangkitkan ekonomi Aceh dan membalikkan citra negatif sebagai provinsi termiskin di Sumatra—bahkan di Indonesia.

Dari Citra Termiskin Menuju Martabat Ekonomi Aceh

Kita tidak bisa menutup mata terhadap realitas yang masih menyakitkan: angka kemiskinan yang tinggi, lapangan kerja terbatas, dan kesenjangan pembangunan antarwilayah. Tapi harapan mulai menyala. Dalam kepemimpinan Mualem, kami melihat upaya serius menggerakkan sektor-sektor strategis seperti:

  • Pertanian dan perikanan berbasis rakyat
  • UMKM yang dibina dan dilindungi regulasi
  • Pariwisata yang islami dan berkelanjutan
  • Energi dan tambang yang ramah lingkungan
  • Kemudahan investasi berbasis syariat dan adat Aceh

Langkah-langkah ini bukan hanya pembangunan fisik, melainkan revitalisasi harga diri dan kemandirian rakyat Aceh.

“Aceh tidak bisa selamanya bergantung pada transfer dana pusat. Kita punya tanah subur, laut kaya, budaya luhur. Kita bisa dan harus mandiri.”

Pemerataan, Bukan Sekadar Pertumbuhan

Pembangunan yang adil dan merata menjadi kata kunci. Perhatian terhadap desa-desa terpencil, pesisir pantai, petani, nelayan, dan pedagang kecil harus menjadi prioritas. Kita tidak ingin melihat:

  • Anak-anak Aceh putus sekolah karena miskin.
  • Ibu-ibu antre raskin karena dapur tak lagi mengepul.
  • Saudara-saudara kita merantau karena tanah kelahiran tak memberi penghidupan.

Komitmen Mualem untuk membuka lapangan kerja dan menarik investasi yang menghormati adat, syariat, dan masyarakat lokal patut kita apresiasi dan kawal bersama. Regulasi yang dipermudah harus dibarengi pengawasan ketat dan transparansi agar tidak terjadi monopoli atau eksploitasi.

Bangkit Bersama, Sejahtera Bersama

Tahun depan, kita tidak ingin Aceh kembali berada di peringkat terbawah indeks kesejahteraan nasional. Tahun depan, Aceh harus naik kelas—secara ekonomi, sosial, dan martabat. Kita semua memiliki tanggung jawab dalam mewujudkannya.

“Kritik tetap diperlukan, tapi dukungan tulus jauh lebih menentukan. Karena Aceh milik kita bersama.”

Saya mengajak seluruh elemen masyarakat: ulama, pemuda, perempuan, cendekiawan, tokoh adat, dan aparatur pemerintahan—mari kita kawal arah baru ini. Jadikan kepemimpinan Mualem sebagai momentum kolektif untuk lepas dari kemiskinan dan keterpinggiran.

Penutup: Kemiskinan Bukan Takdir, Tapi Pilihan

Sejahtera atau tidaknya Aceh bukan perkara angka semata, melainkan pilihan sejarah. Dan hari ini, kita bisa memilih: terus menyalahkan masa lalu atau melangkah ke masa depan yang lebih terang. Saya memilih Aceh yang berdaulat secara ekonomi, adil dalam pembangunan, dan …. saya melihat Mualem sedang menuntun kita ke arah itu.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *