Laporan Jurnalis: Agus S. Hariyanto
Editor: Kenzo | Redaksi: Aswinnews.com – Tajam, Akurat, Berimbang, Terpercaya dan Ter-Update
Bekasi, 10 Juni 2025
Pemerintah Kota Bekasi akhirnya angkat tangan terhadap persoalan sampah yang kian hari makin tak terkendali. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, secara tegas menyatakan bahwa kota yang dipimpinnya saat ini resmi dalam status darurat sampah.
Penegasan ini disampaikan Tri saat memimpin apel peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Kota Bekasi, Senin kemarin (9/6), di tengah krisis pengelolaan sampah yang semakin kompleks di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang.
“Persoalan sampah di Kota Bekasi kini telah masuk kategori darurat. Longsor sampah yang terjadi akibat hujan lebat beberapa waktu lalu menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah sudah tidak bisa ditunda lagi,” tegas Tri.
Solusi Mandek, TPA Semakin Kritis
TPA Sumurbatu, yang telah beroperasi selama puluhan tahun, menjadi saksi betapa lemahnya sistem pengelolaan limbah di Kota Bekasi. Sampah masih dibuang dengan sistem open dumping, tanpa pengolahan yang layak. Beberapa kali lokasi ini bahkan mengalami longsor, mengancam keselamatan warga sekitar dan memperparah pencemaran lingkungan.
Pemerintah kota sebenarnya telah mencoba berbagai upaya, termasuk perluasan lahan dan kerja sama dengan investor untuk mengolah sampah menjadi energi listrik. Namun, semua rencana tersebut tidak membuahkan hasil nyata.
“Sudah ada investor yang ingin mengolah sampah menjadi tenaga listrik. Tapi hasilnya nihil. Perluasan lahan juga tidak menyelesaikan masalah,” terang Tri.
Ancaman Penutupan dan Ajakan untuk Aksi Bersama
Tri mengakui, TPA Sumurbatu telah beberapa kali mendapat peringatan resmi. Jika sampai ditutup, maka Kota Bekasi dipastikan akan menghadapi krisis sampah total.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk berperan aktif dalam pengurangan dan pengelolaan sampah. Dimulai dari rumah, warga diminta memilah sampah organik dan anorganik, serta memanfaatkan kembali limbah yang masih bernilai guna.
“Kita bisa mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, dan anorganik bisa dijadikan pakan maggot. Jangan semua harus bergantung pada TPA,” imbaunya.
Transisi ke Teknologi Berkelanjutan
Sebagai solusi jangka panjang, Wali Kota menyampaikan bahwa pihaknya akan mendorong pengelolaan sampah berbasis teknologi dan prinsip berkelanjutan. Namun, inisiatif ini hanya akan berhasil jika mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat.
“Tanpa kesadaran kolektif, teknologi canggih pun takkan menyelamatkan kita dari bencana sampah,” pungkas Tri.