Titiek Puspa: “Seni Bukan Hanya Suara Atau Panggung,Tapi Juga Keberanian Menyuarakan Isi Hati”

Titiek Puspa :
“Seni Bukan Hanya Suara Atau Panggung, Tapi Juga Keberanian Menyuarakan Isi Hati”


KOTA CIREBON- ASWINNEWS.COM — Indonesia berduka.
Salah satu legenda seni dan budaya Tanah Air, Titiek Puspa, telah tutup usia hari Kamis, 10/04/2025 dalam usia 87 tahun.

Perempuan yang dikenal sebagai “Ibu Musik Indonesia” ini meninggal dunia pada usia 87 tahun, setelah menjalani perjalanan hidup yang panjang, penuh karya dan pengabdian.

Kariernya dimulai dari tempat yang sederhana, namun sarat sejarah di RRI Cirebon.

Saat itu, ia masih seorang gadis muda, namun suaranya yang jernih dan ekspresif berhasil memikat para pendengar radio.

Dari studio kecil itu, nama Titiek perlahan tumbuh dan menggema, hingga akhirnya menembus panggung-panggung musik ibu kota.

Ia memenangkan kontes menyanyi di Jakarta tahun 1954, lalu bergabung dengan kelompok musik Sjaiful Bachri.

Dalam perjalanannya, Presiden Soekarno memberi nama panggung yang kelak abadi: Titiek Puspa.

Tak hanya menyanyi, ia menciptakan lagu-lagu yang menjadi suara hati rakyat, seperti Kupu-Kupu Malam, Bing, Apanya Dong, dan puluhan karya lainnya. Ia juga menulis puisi, berakting, dan menjadi simbol perempuan tangguh yang berani bersuara di tengah tantangan zaman.

Warisan Abadi

Karya-karya Titiek Puspa bukan sekadar hiburan, tetapi refleksi sosial dan emosi manusia yang mendalam.

Ia berani menyuarakan hal-hal yang dianggap tabu, namun dibungkus dengan lirik yang elegan dan jujur.

Meski sempat berjuang melawan kanker, semangatnya tidak pernah padam.

Ia tetap berkarya, memberi motivasi, dan hadir di berbagai acara kebudayaan hingga akhir hayatnya.

Titiek Puspa adalah teladan bagi semua seniman. Ia bukan hanya mencipta lagu, tapi mencipta semangat.

Hal itu dikemukakan Mukram,tokoh Budaya Cirebon kepada aswinnews.com,Kamis malam 10 April 2025.

“Indonesia kehilangan legenda, tapi warisan budayanya akan terus hidup,” ungkap Mukram
tokoh Budaya Cirebon,yang cukup akrab dengan Titiek Puspa.

Mukram merasakan kesedihan dan berduka,atas kepergian Titiek Puspa yang telah menorehkan tinta emas dalam sejarah seni Indonesia.

” Kepergiannya bukanlah akhir,Suaranya akan tetap mengalun di radio, televisi, hingga hati para pendengar,” tambahnya,seraya melanjutkan penjelasannya,bahwa
Nama Titiek Puspa akan tetap disebut dalam setiap pelajaran musik dan apresiasi seni.

” Semoga Allah SWT menerima seluruh amal kebaikannya dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya,” doa Mukram.


Penulis,Abah Roy

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *