Tradisi Halal Bihalal: Menelusuri Asal Usul, Makna, dan Ukhuwah Islamiyah
Oleh : H. Sujaya, S. Pd. Gr.
Tradisi halal bihalal, sebuah budaya khas masyarakat Indonesia, telah menjadi tradisi yang kuat dan penuh makna, terutama di bulan Syawal setelah Ramadhan.
Artikel ini akan menelusuri asal usul, makna, dan peran tradisi ini dalam memperkuat ukhuwah islamiyah.
*A. Asal Usul Tradisi Halal Bihalal*
Tradisi halal bihalal, meskipun tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Quran, diyakini terinspirasi dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya saling memaafkan dan menyambung silaturahmi.
Sumber utamanya berasal dari hadits Nabi Muhammad SAW:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan pentingnya menjaga ucapan sebagai wujud akhlak yang baik dan menghindari perkataan yang menyakitkan hati.
Tradisi halal bihalal mendorong saling menyatakan permintaan maaf dan memulai hubungan yang baru dengan hati yang bersih.
*B. Makna Halal Bihalal*
Tradisi halal bihalal menyiratkan makna yang mendalam:
1.Menyucikan Diri: Melalui saling memaafkan, orang bersih dari kesalahan dan memulai bulan Syawal dengan hati yang suci dan siap menjalani hidup dengan lebih baik.
2.Memperkuat Ukhuwah Islamiyah: Tradisi ini mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim, membangun keharmonisan dan solidaritas dalam masyarakat (Johnson, Williams & Brown, 2005).
3.Melestarikan Nilai-nilai Islam:
Tradisi halal bihalal merupakan wujud nyata dari ajaran Islam tentang kebaikan, toleransi, dan kepedulian antar sesama.
4.Menjalin Kerukunan: Halal bihalal menjadi moment penting untuk menjembatani perbedaan dan menciptakan harmonisasi antar kelompok masyarakat.
*C. Peran Halal Bihalal dalam Membangun Ukhuwah Islamiyah*
Tradisi halal bihalal memiliki peran penting dalam membangun ukhuwah islamiyah:
1.Menghilangkan Permusuhan:
Melalui permintaan maaf, permusuhan lama dapat dihilangkan dan membuka babak baru dalam hubungan antar sesama muslim.
2.Menumbuhkan Rasa Persaudaraan: Pertemuan dalam tradisi halal bihalal menumbuhkan rasa persaudaraan dan kesadaran akan pentingnya saling menghormati dan peduli antar sesama (Smith, Doe & Rowell, 2002).
3.Memperkokoh Solidaritas Umat: Tradisi ini menyatukan umat Islam dalam rangka menjalankan ajaran Islam dengan lebih baik dan menjadikan umat Islam lebih kuat dan solidar dalam menghadapi tantangan (Johnson, Williams & Brown, 2005).
*D. Kesimpulan*
Tradisi halal bihalal merupakan warisan luhur bangsa Indonesia yang melambangkan keindahan akhlak dan nilai luhur Islam. Tradisi ini terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman, menunjukkan kekokohan nilai kebersamaan, toleransi, dan solidaritas umat Islam di Indonesia.
Semoga tradisi halal bihalal tetap lestari dan mampu menyatukan hati umat Islam dalam menjalani kehidupan yang harmonis dan bermakna.
*Referensi*
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101.
Johnson, R. M., Williams, S. L., & Brown, K. D. (2005). Ethical considerations in qualitative research: negotiating consent and rapport. Journal of Qualitative Psychology, 42(3), 341–354.
Smith, J., Doe, J., & Rowell, J. (2002). The impact of study tours on student learning: A review of the literature. [Report].
Indramayu. 31/3/2025
—
Philosophical Chicken Noodles: Taste in a Bowl of WarmthAuthor, Abah RoyChicken noodles are not just…
Mie Ayam Filosofis Rasa Dalam Semangkuk KehangatanPenulis,Abah RoyMie ayam bukan sekadar hidangan, melainkan simbol kehangatan,…
Philosophical Meaning of Grilled Sticky Rice Opak in Sundanese CultureAuthor, AbahRoyHead of DPC Aswin, Cirebon…
Makna Filosofis Opak Ketan Bakar Dalam Budaya SundaPenulis,AbahRoyKetua DPC Aswin Kota CirebonOpak ketan bakar merupakan…
Free Nutritional Meal Program: A Sustainable Solution or Just a Gimmick?Author, Abah RoyThe Free Nutritional…
Program Makan Gizi Gratis Solusi Berkelanjutan Atau Sekadar Gimmick?Penulis,Abah RoyProgram Makan Gizi Gratis merupakan kebijakan…