Artikel/Opini

Pendopo dan Rumah Rakyat


Pendopo dan Rumah Rakyat

Oleh : Abdul Azis
Ketua DPC. Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia


Indramayu – Sebelumnya, wajah pendopo Kabupaten Indramayu menjadi sebuah sekretariat pemerintahan yang terkesan ekslusif, tertutup dan tidak biasa dimasuki oleh sembarang orang. Namun terhitung beberapa hari setelah pasangan Lucky Hakim – Saefudin dilantik menjadi orang nomor satu dan nomor dua di Indramayu, kini wajah pendopo tersebut sangat berbeda, hampir setiap hari dan setiap jam, masyarakat bergantian datang untuk bersambang, bahkan banyak perwakilan masyarakat melakukan buka puasa bersama, dan ada juga yang sekedar untuk ngopi di luaran pendopo Pemkab Indramayu.

Melihat fenomena tersebut, sontak saja banyak yang merasa bangga, namun ada juga yang kontra, karena ber-anggapan bahwa pendopo Pemkab Indramayu terlalu seperti pasar rakyat, terlalu ramai sehingga terkadang terdengar bisik-bisik tembok tetangga yang tidak suka akan eksistensi bermuwajahah “Tatap muka” antara pemimpin dan rakyatnya.

Terlepas dari berbagai versi yang beredar ditengah masyarakat, ramainya pendopo telah menjadi sebuah tradisi ke-nusantaraan, yang telah terwariskan oleh raja-raja nusantara terdahulu, maka kita akan teringat kembali sejarah pada masa dinasti mataram kuno yang menyatukan rakyat dan pemerintah melalui polarisasi sosialis monarki, dan membuka pintu pendopo kerajaan seluas-luasnya.

Dalam konteks politik kerakyatan, terbukanya pintu pendopo berarti memiliki arti Wiwara Kusuma Winayang Karsa, seorang pemimpin yang berbudi luhur adalah contoh pemimpin yang bijaksana dan berfikir terbuka.

Dalam catatan prasasti munggu dan canggal, menjadi bukti sejarah yang menunjukkan bukti kejayaan kerajaan mataram kuno, dan menjelaskan bahwa salah satu rajanya yang bernama Sanjaya mewarisi serta menjabat sebagai raja di tiga kerajaan, yaitu Sunda, Galuh, dan Medang. Begitupun Bupati dan Wakil Bupati Indramayu saat ini mempu menjadi raja dalam tiga instrumen, yaitu kerajaan kerakyatan, pemerintahan dan golongan.

Sebagai tambahan dalam sebuah kajian umum, kata “Mataram” sendiri diambil dari bahasa sansekerta yaitu “Matri” yang memiliki arti sebagai “ibu”. Maka bisa diartikan bahwa pendopo memiliki sebuah arti rumah ibu yang menaungi anak-anaknya, dan rakyat adalah institusi dan saham masa depan yang harus dirawat serta dipertahankan entitasnya untuk masa depan sebuah keluarga, bangsa dan negara, sesuai dengan visi-misi Indramayu Reang untuk mewujudkan sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Indramayu,27 Maret 2025

Nuryaji

Recent Posts

Fenomena Meningkatnya Penganut Atheisme di Negara-Negara Arab: Merunut Penyebab dan Masalahnya

Fenomena Meningkatnya Penganut Atheisme di Negara-negara Arab: Merunut Penyebab dan MasalahnyaOleh : H. Sujaya, S.…

3 jam ago

Philosophical Chicken Noodles: Taste in a Bowl of Warmith

Philosophical Chicken Noodles: Taste in a Bowl of WarmthAuthor, Abah RoyChicken noodles are not just…

10 jam ago

Mie Ayam Filosofis Rasa Dalam Semangkuk Kehangatan

Mie Ayam Filosofis Rasa Dalam Semangkuk KehangatanPenulis,Abah RoyMie ayam bukan sekadar hidangan, melainkan simbol kehangatan,…

10 jam ago

Philosophical Meaning of Grilled Sticky Rice Opak in Sundanese Culture

Philosophical Meaning of Grilled Sticky Rice Opak in Sundanese CultureAuthor, AbahRoyHead of DPC Aswin, Cirebon…

10 jam ago

Makna Filosofis Opak Ketan Bakar Dalam Budaya Sunda

Makna Filosofis Opak Ketan Bakar Dalam Budaya SundaPenulis,AbahRoyKetua DPC Aswin Kota CirebonOpak ketan bakar merupakan…

10 jam ago

Free Nutritional Meal Program: A Sustainable Solution or Just a Gimmick ?

Free Nutritional Meal Program: A Sustainable Solution or Just a Gimmick?Author, Abah RoyThe Free Nutritional…

10 jam ago