Benarkah Indonesia Tahun 2030 Bubar?
Oleh : H. Sujaya, S. Pd. Gr.
(Dewan Penasihat DPP Asosiasi Wartawan Internasional – ASWIN)
Penyataan Indonesia bubar itu pertama dilontarkan dalam buku Ghost Fleet pada tahun 2015 oleh Peter Warren Singer dan August Cole dalam bentuk Novel fiksi ilmiah dan bukan kajian akademik.
Jadi tentu saja tidak akan terjadi dan hal tersebut hanya merupakan spekulasi daripada kenyataan. Karena Indonesia memiliki dasar negara yang kuat, jumlah penduduk yang besar, serta ekonomi yang terus berkembang.
*A. Mengapa Isu Ini Muncul?*
Beberapa faktor yang menyebabkan isu ini berkembang:
1.Interpretasi yang Berlebihan.
Banyak yang menganggap skenario dalam Ghost Fleet sebagai prediksi nyata, padahal itu hanya cerita fiksi.
2.Propaganda dan Hoaks
Isu ini sering digunakan dalam propaganda politik untuk menakut-nakuti masyarakat.
3.Tantangan Ekonomi dan Sosial.
Ada kekhawatiran mengenai ketimpangan ekonomi, korupsi, atau ancaman separatisme, tetapi ini adalah tantangan yang dihadapi banyak negara dan bukan berarti Indonesia pasti akan bubar.
*B. Waspadai Faktor Penting sebagai Pemicu*
Walaupun skenario Indonesia bubar 2030 adalah spekulasi, ada beberapa tantangan yang, jika tidak diatasi dengan baik, dapat melemahkan persatuan dan stabilitas negara.
Berikut beberapa indikator yang perlu diwaspadai:
1.Ketimpangan Ekonomi dan Sosial
Ketidakmerataan Pembangunan: Wilayah seperti Jawa berkembang pesat dibanding daerah lain, yang bisa menimbulkan kecemburuan sosial.
Pengangguran dan Kemiskinan: Jika tidak ditangani, ini dapat meningkatkan potensi konflik sosial dan kriminalitas.
2.Korupsi yang Sistemik
Korupsi melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan memperburuk kualitas layanan publik.
Sektor ekonomi dan infrastruktur menjadi tidak efisien akibat korupsi yang merugikan negara triliunan rupiah.
3.Polarisasi Politik dan Hoaks
Polarisasi yang Tajam: Politik identitas dan ujaran kebencian dapat memecah belah masyarakat.
Penyebaran Hoaks: Berita palsu yang memperkeruh suasana dapat memicu instabilitas politik dan sosial.
4.Ancaman Separatisme dan Konflik Sosial
Beberapa daerah memiliki potensi gerakan separatis jika merasa diabaikan dalam pembangunan nasional.
Konflik berbasis etnis, agama, dan budaya bisa diperburuk oleh provokasi pihak tertentu.
5.Ketahanan Nasional dan Keamanan
Ancaman Siber: Serangan siber bisa melemahkan sistem pemerintahan dan ekonomi.
Ketergantungan pada Pihak Asing: Jika sumber daya dikuasai asing tanpa regulasi yang baik, bisa melemahkan kedaulatan ekonomi.
*C. Solusi Agar Indonesia Tetap Kokoh dan Stabil*
Agar Indonesia tetap kokoh dan stabil hingga 2030 dan seterusnya, diperlukan strategi yang menyeluruh di berbagai bidang.
Berikut beberapa solusi yang bisa diterapkan seperti :
1.Pemerataan Ekonomi dan Pembangunan
Mempercepat pembangunan di daerah tertinggal
Meningkatkan infrastruktur di luar Pulau Jawa, seperti jalan, pelabuhan, dan jaringan internet.
Mempermudah investasi di daerah untuk membuka lapangan kerja.
2.Mengembangkan ekonomi berbasis kemandirian
Mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi dalam negeri.
Mendorong UMKM dan industri kreatif agar lebih kompetitif.
3.Pemberantasan Korupsi Secara Tegas
Memperkuat hukum dan lembaga antikorupsi
Memberi sanksi lebih berat bagi koruptor, termasuk pencabutan hak politik.
Meningkatkan transparansi anggaran publik dengan sistem digital.
Membangun budaya anti-korupsi
Pendidikan antikorupsi sejak sekolah dasar.
Mendorong masyarakat untuk aktif mengawasi penggunaan anggaran negara.
4.Memperkuat Persatuan dan Toleransi
Menanamkan nilai kebhinekaan sejak dini
Pendidikan multikultural untuk meningkatkan toleransi antaragama dan suku.
Menyediakan ruang dialog untuk menyelesaikan konflik sosial secara damai.
5.Mengatasi polarisasi politik dan hoaks
Memperkuat regulasi terhadap penyebaran ujaran kebencian dan berita palsu.
Meningkatkan literasi digital agar masyarakat lebih kritis dalam menerima informasi.
6.Meningkatkan Ketahanan Nasional dan Keamanan
Memperkuat pertahanan siber dan teknologi
Mengembangkan sistem keamanan siber nasional untuk melindungi data negara.
Mendorong riset dan inovasi teknologi dalam negeri.
7.Memastikan keamanan dalam negeri
Meningkatkan profesionalisme aparat keamanan dalam menangani konflik sosial.
Menjalin kerja sama dengan masyarakat untuk menjaga stabilitas di daerah rawan konflik.
8.Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan SDM
Reformasi pendidikan yang berbasis keterampilan masa depan
Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan industri dan teknologi.
Meningkatkan pelatihan vokasi dan pendidikan STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika).
9.Membangun karakter pemimpin masa depan
Mendorong generasi muda untuk aktif dalam kepemimpinan dan inovasi sosial.
Menanamkan nilai integritas, nasionalisme, dan profesionalisme dalam pendidikan.
Jika solusi-solusi ini diterapkan dengan serius, maka Indonesia bisa menjadi negara yang lebih kuat, maju, dan tetap bersatu hingga melewati tahun 2030 dan seterusnya.
Tentu saja peran aktif semua unsur masyarakat sangat diperlukan sehingga Indonesia bisa tetap utuh dan maju melewati tahun 2030.
Indramayu. 27/3/2025
—