Putri Anggita Si Burung Surga
Oleh : Nuryaji
Pemred aswinnews.com
Putri Anggita adalah seorang putri cantik dari Tatar Parahiyangan, yang merupakan sebuah wilayah di Jawa Barat, Indonesia. Kisahnya telah berkembang dalam beberapa versi, namun intinya sama, yaitu tentang seorang putri yang cantik, baik hati, dan memiliki kekuatan spiritual yang kuat.
Berikut adalah beberapa versi kisah Putri Anggita:
Versi 1: Putri Anggita sebagai Burung Surga
Dalam versi ini, Putri Anggita digambarkan sebagai seorang putri yang cantik dan baik hati. Ia memiliki kekuatan spiritual yang kuat dan dapat berubah menjadi burung. Suatu hari, ia berubah menjadi burung dan terbang ke surga, meninggalkan ayahnya yang sedih. Sejak itu, Putri Anggita dikenal sebagai Burung Surga dari Tatar Parahiyangan.
Versi 2: Putri Anggita dan Cinta Terlarang
Dalam versi ini, Putri Anggita jatuh cinta dengan seorang pria yang bernama Raden Inu. Namun, cintanya tidak dapat dipersatukan karena perbedaan status sosial. Putri Anggita memutuskan untuk meninggalkan istana dan menemui Raden Inu.
Namun, mereka tidak dapat bersama karena keadaan yang tidak menguntungkan.
Putri Anggita akhirnya meninggal karena kesedihan dan kekecewaan.
Versi 3: Putri Anggita sebagai Pelindung Rakyat
Dalam versi ini, Putri Anggita digambarkan sebagai seorang putri yang kuat dan berani. Ia memimpin pasukan untuk melawan musuh yang ingin menyerang Tatar Parahiyangan.
Dengan kekuatan spiritualnya, Putri Anggita berhasil mengalahkan musuh dan melindungi rakyatnya.
Versi 4: Putri Anggita dan Misteri Alam
Dalam versi ini, Putri Anggita digambarkan sebagai seorang putri yang memiliki kekuatan spiritual yang kuat dan dapat berkomunikasi dengan alam.
Ia dapat berbicara dengan hewan dan tumbuhan, dan memiliki pengetahuan tentang misteri alam.
Putri Anggita menggunakan kekuatannya untuk membantu rakyatnya dan melindungi alam.
Kisah Putri Anggita telah berkembang dalam beberapa versi.Namun intinya sama, yaitu tentang seorang putri yang cantik, baik hati, dan memiliki kekuatan spiritual yang kuat.
Kisah ini telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Sunda di Jawa Barat.
Indramayu Jawa Barat,24 Maret 2025
—