Fenomena Negara-Negara Muslim Belum Mempraktikkan Nilai-Nilai Islami Dan Faktor Penyebabnya
Oleh : Sujaya, S. Pd. Gr.
(Dewan Penasihat ASWIN)
Sebuah riset penelitian yang dilakukan oleh Profesor Hossein Askari dari George Washington University pada tahun 2015. Dimana Penelitian ini mengukur sejauh mana negara-negara di dunia mempraktikkan nilai-nilai Islam berdasarkan prinsip ekonomi Islam, keadilan sosial, tata kelola pemerintahan, dan hak asasi manusia.
Ironisnya hasil riset dalam penelitian ini menemukan bahwa negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim bukanlah yang paling Islami dalam praktik nilai-nilai Islam. Sebaliknya, negara-negara yang paling mendekati nilai-nilai Islam justru berasal dari dunia Barat.
Berikut beberapa negara yang berada di peringkat teratas:
1. Irlandia
2. Denmark
3. Swedia
4. Inggris
5. Selandia Baru
Sementara itu, negara-negara dengan mayoritas Muslim seperti Arab Saudi, Iran, Malaysia, Indonesia dan Pakistan mendapat peringkat lebih rendah karena dinilai masih banyak melakukan praktik yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti korupsi, ketidakadilan sosial, dan pelanggaran hak asasi manusia.
Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, keadilan, transparansi, dan kesejahteraan sosial, lebih banyak diterapkan di negara-negara dengan sistem pemerintahan yang demokratis dan transparan. Ini menjadi bahan refleksi bagi negara-negara Muslim untuk lebih mengamalkan ajaran Islam dalam praktik sosial dan pemerintahan mereka.
*Faktor Penyebab Utama*
Fenomena ini terjadi karena beberapa faktor utama yang mempengaruhi bagaimana nilai-nilai Islam diterapkan dalam kehidupan sosial dan pemerintahan.
Berikut beberapa alasannya:
1. Pemahaman Islam yang Berbeda
Di banyak negara mayoritas Muslim, Islam sering dipahami dan diterapkan secara formalistik dan simbolik, lebih menekankan aspek ritual dan hukum syariah daripada nilai-nilai fundamental seperti keadilan, transparansi, dan kesejahteraan sosial. Sementara di negara-negara Barat, nilai-nilai seperti kejujuran, akuntabilitas, dan hak asasi manusia yang juga merupakan inti ajaran Islam lebih dijunjung tinggi.
2. Tata Kelola Pemerintahan yang Lemah
Banyak negara Muslim menghadapi korupsi, pemerintahan yang tidak transparan, dan ketidakadilan sosial. Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam tentang amanah, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, negara-negara Barat telah membangun sistem yang memastikan transparansi dan akuntabilitas, yang secara tidak langsung mencerminkan prinsip Islam.
3. Budaya dan Sejarah Politik
Sejarah kolonialisme, konflik internal, dan pemerintahan otoriter di banyak negara Muslim telah menyebabkan kurangnya kebebasan, ketidakadilan hukum, dan lemahnya supremasi hukum. Sementara itu, negara-negara Barat telah melalui proses panjang membangun sistem hukum yang adil dan pemerintahan yang stabil.
4. Pendidikan dan Inovasi
Negara-negara yang menerapkan nilai-nilai Islam lebih baik umumnya memiliki sistem pendidikan yang kuat, kebebasan berpikir, dan budaya inovasi. Banyak negara Muslim masih memiliki tingkat pendidikan rendah, ketergantungan pada tafsir agama yang konservatif, serta kurangnya kebebasan akademik.
5. Pemisahan Agama dan Negara
Di negara-negara Barat, agama dan negara umumnya dipisahkan, sehingga kebijakan publik dibuat berdasarkan prinsip keadilan universal dan kesejahteraan bersama. Sementara di banyak negara Muslim, hukum dan kebijakan sering kali dibuat atas dasar tafsir agama tertentu yang bisa bersifat eksklusif, sehingga menciptakan diskriminasi dan ketidakadilan.
Ironisnya, negara-negara Barat yang tidak mengklaim diri sebagai negara Islam justru lebih sukses menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial dan pemerintahan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sebagai nilai dan prinsip tidak hanya milik umat Muslim, tetapi bisa menjadi dasar bagi peradaban yang adil dan sejahtera jika diterapkan dengan benar.
*Solusi dan Tindak Lanjut*
Untuk menerapkan nilai-nilai Islam dengan lebih baik dalam kehidupan sosial dan pemerintahan, negara-negara Muslim perlu melakukan reformasi mendalam di berbagai aspek. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan
Memerangi korupsi dengan menerapkan sistem yang transparan dan akuntabel.
Menegakkan supremasi hukum tanpa diskriminasi, sesuai prinsip keadilan dalam Islam.
Mengembangkan demokrasi yang sehat, di mana pemimpin dipilih berdasarkan kapasitas, bukan sekadar koneksi politik atau kepentingan kelompok tertentu.
2. Reformasi Pendidikan
Meningkatkan kualitas pendidikan dengan menekankan ilmu pengetahuan, pemikiran kritis, dan inovasi.
Menyelaraskan ilmu agama dengan sains dan teknologi, sehingga Islam tidak hanya dipahami secara tekstual, tetapi juga kontekstual.
Mendorong kebebasan berpikir, agar umat Muslim tidak terjebak dalam dogma yang menghambat kemajuan.
3. Mengutamakan Kesejahteraan Sosial
Mengurangi kesenjangan sosial dengan kebijakan ekonomi yang adil dan berpihak pada rakyat kecil.
Menjamin hak-hak dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan untuk semua warga.
Memperkuat sistem zakat, infaq, dan sedekah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.
4. Menegakkan Etika Islam dalam Ekonomi
Membangun ekonomi berbasis keadilan, bukan hanya berorientasi pada keuntungan segelintir orang.
Mengurangi ketergantungan pada ekonomi rente, seperti sistem monarki absolut yang mengontrol sumber daya alam untuk kepentingan elite tertentu.
Mengembangkan keuangan Islam yang benar-benar inklusif, bukan sekadar sistem perbankan yang hanya mengganti istilah bunga dengan “margin”.
5. Menerapkan Islam sebagai Nilai, Bukan Sekadar Simbol
Mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam keseharian seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian sosial.
Membangun budaya yang menghargai perbedaan, sesuai ajaran Islam tentang persaudaraan dan toleransi.
Menerapkan Islam sebagai etika dalam kepemimpinan, bukan hanya sebagai alat legitimasi kekuasaan.
*Kesimpulan*
Negara-negara Muslim perlu kembali kepada esensi ajaran Islam yang menekankan keadilan, kejujuran, dan kesejahteraan sosial, bukan hanya fokus pada simbol-simbol agama. Jika prinsip-prinsip Islam diterapkan secara nyata dalam tata kelola negara, maka dunia Islam dapat menjadi contoh bagi peradaban modern yang berlandaskan nilai-nilai luhur.
Indramayu. 24/3/2025
—
Lebaran in Bengkalis: Deputy Regent's Residence Welcomes Special GuestsBENGKALIS –ASWINNEWS.COM - The first day of…
Lebaran di Bengkalis: Kediaman Wakil Bupati Kedatangan Tamu IstimewaBENGKALIS –ASWINNEWS.COM - Hari pertama Idul Fitri…
Preservation of Traditional Traditions of Jembarwangi Village, Sumedang: Between Cultural Heritage and Economic Challenges of…
Pelestarian Tradisi Adat Desa Jembarwangi Sumedang: Antara Warisan Budaya dan Tantangan Ekonomi MasyarakatSUMEDANG-ASWINNEWS.COM- Desa Jembarwangi,…
Kapolres Bengkalis AKBP Budi Setiawan Shalat Idul Fitri Bersama Ribuan Warga di Masjid Agung IstiqomahBENGKALIS…
Puasa Ramadhan, Pulang Mudik Saat Lebaran Dengan Gema Takbir di Desa Adalah Kenikmatan Spiritual Yang…