Bendungan Laut Raksasa Di Pantai Utara Pulau Jawa Jangan Sampai Mangkrak Seperti Hambalang Dan IKN

Bendungan Laut Raksasa Di Pantai Utara Pulau Jawa Jangan Sampai Mangkrak Seperti Hambalang Dan IKN


Oleh : Jacob Ereste
Wartawan Lepas


Gagasan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono untuk mewujudkan rencana pembangunan tanggul Laut raksasa (Giant Sea Wall) di wilayah pesisir Utara Jakarta, Banten hingga Jawa Timur sungguh bombastis. Sekedar gagasan ide besar itu sungguh menarik, setidaknya sebagai sensasi di tengah ekonomi nasional yang sedang sulit, sehingga dapat sedikit menghibur hati masyarakat.

Rencana program Giant Sea Wall ini tentu masih perlu kajian dan pematangan agar tidak sampai mangkrak,6 manakala jadi dilakukan. Sebab bisa meninggalkan kerusakan lingkaran bgan yang paling mengerikan. Apalagi perihal dana yang mau dicemplungkan ke laut itu tidak sedikit jumlahnya. Minimal nilainya puluhan kali — atau bahkan ratusan kali — dibanding duit rakyat yang tenggelam di Hambalang. Warisan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu memang belum seberapa dibanding IKN Nusantara yang sudah berulang kali dilanda banjir selama musim penghujan sejak akhir tahun 2024 sampai bulan Maret 2025.

Proyek ambisius serupa itu jelas hanya menginginkan adanya legasi semata hingga mengabaikan perhitungan dan kecermatan serta ketelitian dalam teknis pelaksanaan yang diabaikan, akibat semangat untuk tidak mengulang kata ambisius yang melampaui batas kemampuan yang sesungguhnya.

Jadi berbagai kajian yang komprehensif masih perlu dilakukan. Tetapi sebagai mercusuar untuk membangun gairah dan semangat warga bangsa yang ikut loyo akibat kondisi ekonomi tak kunjung membaik, boleh jadi dapat menjadi semacam pemompa semangat agar rakyat tidak semakin ngelokro karena telah lelah memikul beban ekonomi yang semakin berat dan payah.

Tidak hanya soal dana yang perlu dipikirkan dari proyek ambisius dan idealisme itu untuk menyelamatkan penduduk di Pulau Jawa yang bisa tenggelam akibat hempasan air laut yang bakal datang entah kapan waktunya itu. Tetapi teknis dan bentuk konstruksinya serta denah perencanaan perlu kajian panjang dan matang. Belum lagi urgensi serta dampaknya terhadap lingkungan hidup serta model lalu lintas yang kelak bisa di akses oleh setiap agar tetap bebas dalam mengakses kawasan laut pantai Utara Pulau Jawa untuk berbagai keperluan dan kepentingan hidup yang lebih baik dan tetap bebas merdeka.

Sejumlah pelabuhan laut di pantai Utara Pulau Jawa diantara adalah Pelabuhan Sunda Kelapa dan pelabuhan Tanjung Priuk, serta Pelabuhan Labuhan (Panimbang) Banten hingga Pelabuhan Laut Tanjung Emas, Semarang dan Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga yang lebih dikenal namanya Tanjung Perak, Surabaya.

Rencana pembangunan Giant Sea Wall yang nyaris 1.000 kilometer yang akan membentang dari ujung Barat sampai ujung Timur pantai Utara Pulau Jawa itu, dapat dibayangkan semacam jalan tool yang bisa dibuat persinggahan pada setiap kota terdekat di pantai Utara Pulau Jawa ini, sehingga memiliki manfaat ganda, tak hanya sekedar untuk menangkal hempasan air laut yang diperkirakan bakal terjadi pada suatu ketika, sehingga bisa menenggelamkan p
pulau Jawa.

Lalu muncul pikiran liar tentang keselamatan Pulau Sumatra yang ada di dekat Pulau Jawa, sungguhkah tidak perlu dikhawatirkan lantaran penduduk Jawa lebih padat atau memiliki keistimewaan tertentu sehingga perlu diprioritaskan ketimbang Pulau Sumatra ?

Pengakuan Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Penangan Pesisir Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa untuk merealisasikan pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul Laut raksasa yang akan menyita perhatian banyak orang ini. Intinya, tanggul Laut itu untuk menyelamatkan tenggelamnya pantai Utara Jawa akibat gelombang pasang yang konon akan datang dalam waktu dekat.

Satgas Penangan Pesisir Laut Utara Pulau Jawa ini hanya disebutkan terdiri dari Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Agraris dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, dan Kementerian Lingkungan Hidup serta Pemerintah Daerah. Tak jelas proyek di atas laut ini tidak menyebutkan keterlibatan Kementerian Kelautan, Angkatan Laut dan Bakamla (Badan Keamanan Laut) yang ada.

Kedua instansi yang terkait dengan laut ini jadi menarik tidak disebut terlibat. Padahal jelas tugas pokok Angkatan Laut Republik Indonesia adalah menjaga keamanan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia di wilayah laut. Karena salah satu tugas TNI Angkatan Laut diantaranya memberi jaminan keselamatan warga bangsa dan negara Indonesia di laut. Bahkan dalam tugasnya Angkatan Laut RI melaksanakan pembangunan dan pengembangan kekuatan Matta Laut. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut dan menjaga perairan negara Indonesia dari ancaman bahaya navigasi. Bahkan, TNI Al bertugas pula untuk melakukan pembinaan terhadap masyarakat pesisir pantai dan nelayan.

Sedangkan Badan Keamanan Laut sebagai lembaga pemerintah non kementerian bertugas menjaga keamanan dan keselamatan wilayah perairan Indonesia, bahkan bertugas memberi bantuan SAR (Search and Rescue) di laut. Lalu apa arti serta fungsinya sistem perlengkapan dini yang dimiliki oleh Bakamla ?

Satgas Pesisir Pantura Pulau Jawa memang sudah terbentuk guna mengawal persiapan dan pelaksanaan pembangunan Giant Sea Wall sepanjang 946 kilometer yang membentang dari ujung Banten hingga ujung Jawa Timur di Gresik.

Atas dasar besaran biaya proyek bendungan raksasa ini, pemerintah berharap dapat dibiayai oleh investor dengan imbalan land value capture dalam arti pemanfaatan lahan kosong dari reklamasi yang akan dilakukan hingga menjadi semacam tanggul raksasa dan luas di atasnya. Begitulah peluang pihak swasta dibuka untuk ikut berperan dalam Giant Sea Wall yang mungkin kelak setelah jadi akan menjadi pesaing tembok China yang legendaris itu. Hanya saja tanggul raksasa yang akan dimiliki oleh bangsa Indonesia tak hanya akan menjadi obyek wisata alam yang menakjubkan, tetapi juga direncanakan pemanfaatannya sebagai jaringan jalan tool, pembangkit listrik tenaga Surya,(PLTS) terapung, real estate dan beragam usaha komersial lainnya serta lahan pemukiman atau untuk lokasi pembangunan 3 juta rumah murah yang juga sedang digagas pemerintah. Yang lebih ideal dan pasti Giant Sea Wall dapat juga dijadikan pula sebagai usaha untuk memperbaiki atau memodernisasi pelabuhan laut Indonesia yang ada di Pantai Utara Pulau Jawa dengan desain dan konstruksi yang memiliki keindahan seni agar dapat menjadi bagian dari obyek wisata alam di tepian laut untuk warga masyarakat kota setempat yang memerlukan tempat rekreasi bersama keluarga. Siapa tahu dengan fasilitas serupa itu, tingkat kesejahteraan warga masyarakat dalam indeks kebahagiaan bisa semakin meningkat.


Banten, 13 Maret 2025

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *