Gagasan Besar GMRI Untuk Acara Pertemuan Persaudaraan Bangsa-Bangsa Dan Tokoh Spiritual Dunia Di Indonesia
Oleh : Jacob Ereste
Wartawan Lepas
Tasawuf dalam ajaran dan perspektif Islam adalah pilihan jalan spiritualitas untuk mendekatkan diri kepada Tuhan serta upaya untuk menjaga diri dari ketamakan duniawi. Sehingga upaya untuk menjernihkan pikiran dan hati memperkuat diri dalam arti lahir dan batin untuk kebahagiaan diri yang acap tidak banyak diketahui atau bahkan sulit dipahami oleh orang lain.
Maka itu, perilaku para spiritualis acap membuat banyak orang marasa aneh atau sekedar menilainya sebagai sesuatu yang aneh. Termasuk perbuatan yang dilakukannya terhadap orang lain. Pengalaman bersama Pemimpin Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu yang telah melakoni laku spiritual sejak masih bermukim di kota kelahirannya Solo pada 30-an tahun silam, pernah menyumbang sebuah ambulan dalam bentuk satu unit kendaraan roda empat yang baru dengan cara melakukan akad kredit, karena hanya memiliki uang cuma Rp. 30 juta. Namun dengan uang yang dimilikinya itu, sudah dapat digunakan untuk melakukan akad kredit dengan sisa pembayaran yang dibayar dengan cara cicilan.
Bagi Sri Eko Sriyanto Galgendu yang utama adalah dia bisa membantu warga masyarakat tetangga kampungnya di Solo dapat memiliki ambulan yang dapat segera dioperasikan.
Beban cicilan kredit yang harus dia tanggung hingga beberapa tahun kemudian, toh lunas juga tanpa pernah menimbulkan masalah. Padahal, ketika itu usaha kuliner yang dia kelola belum terbilang besar pula memberi keuntungan bagi dirinya. Jadi begitulah realitas laku spiritual yang acap dia katakan selalu dalam bimbingan bisikan hati untuk melakukan segala sesuatu yang diyakini sebagai bisikan dari langit. Yaitu pilihan dan keputusan untuk melakukan sesuatu berdasarkan bisikan hati.
Dalam perspektif spiritualitas juga, inilah yang dikatakan oleh orang terdekat Sri Eko Sriyanto Galgendu sekaligus asisten ahlinya yang bernama Wowok Prastowo sebagai manajemen wangsit.
“Jadi dalam menjalankan usaha kulinernya pun, Mas Eko selalu berpatokan pada bisikan hati”, kata Wowok Prastowo dalam berbagai kesempatan dialog informal bersama di berbagai tempat yang acap dikunjungi bersama sebagai rangkaian dari laku spiritual yang acap terkesan aneh itu.
Seperti kunjungan ke tempat-tempat tertentu di Jawa Barat hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur, dilakukan Sri Eko Sriyanto Galgendu dengan suasana hati yang riang gembira. Kendati lokasi yang dikunjungi itu seperti makam Sunan Gunung Jati yang berada di Cirebon. Candi Ceto, Jawa Tengah dan sejumlah tempat yang acap dianggap wingit oleh orang lain, termasuk petilasan di Gunung Kawi hingga makam para Raja di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Demikian juga dalam penyelenggaraan acara diskusi, dialog hingga syukuran semacam upacara balas budi kepada Paku Buwono XII yang nyaris berlangsung sepekan di kediaman Raja Surakarta itu pada beberapa tahun silam. Padahal, kondisi ekonomi termasuk usaha kuliner yang dia kelola sedang mengalami kesulitan akibat Covid 19 sedang melanda Indonesia.
Sebagai pemegang wasiat Gus Dur bersama Paku Buwono XII, Prof. Dr. (HC) KH. Habib Khirzin serta sejumlah tokoh dan pemuka agama dan dirinya sendiri yang memegang warisan itu dalam bentuk perkumpulan yang disebut GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) adalah sebuah lembaga non profit yang telah memiliki kekuatan hukum yang tercatat dalam akte notaris untuk membangun gerakan kebangkitan kesadaran serta pemahaman spiritual bagi bangsa dan negara Indonesia agar dapat hidup langgeng, tenteram dan sejahtera untuk memasuki tata kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera dengan kenyamanan dan keamanan yang terjaga untuk generasi berikutnya.
Implementasi dari gagasan besar itu untuk memposisikan Indonesia sebagai motor utama sekaligus pusat dari gerakan kebangkitan spiritual di dunia, telah mulai dirintis serangkaian acara pertemuan besar persaudaraan antar umat beragama di dunia yang akan diselenggarakan di Indonesia.
Sebagai bagian dari rangkaian program pertemuan besar persaudaraan bangsa-bangsa bersama tokoh agama-agama dari berbagai negara ini, akan dimulai dengan perjalanan Muhibbah ke berbagai negara untuk menyambangi para tokoh dan pemuka agama yang ada, sehingga para saat pertemuan besar persaudaraan antar bangsa bersama para tokoh dan pemuka agama-agama yang ada dapat berlangsung baik dan menghasilkan kata sepakat yang dapat mewarnai dunia dengan dimensi dan nilai-nilai spiritual guna membangun peradaban dunia yang baru yang lebih sejuk dan lebih damai dalam hidup dan kehidupan yang tidak lagi mungkin untuk dinikmati dan dilakukan sendiri.
Begitulah, gagasan dan tanggung jawab GMRI yang terus diperjuangkan oleh Sri Eko Sriyanto Galgendu yang juga berdasarkan petunjuk dan bisikan batin selaku Pemimpin Spiritual Nusantara yang sangat yakin dan percaya bahwa kebangkitan spiritual bangsa-bangsa di dunia akan muncul dan tampil dari Indonesia sebagai pelanjut dari kejayaan suku bangsa Nusantara.
Banten, 11 Maret 2025
—