Memudarnya Tradisi Tadarus Di Masjid, Sebuah Keprihatinan

Memudarnya Tradisi Tadarus Di Masjid, Sebuah Keprihatinan

Penulis,AbahRoy
Ketua,DPC Aswin Kota Cirebon

Dahulu, suasana Ramadan diwarnai dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menggema dari masjid dan musholla setelah shalat tarawih. Tradisi tadarus ini menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Muslim, menghadirkan keberkahan dan mempererat kebersamaan.

Namun, kini pemandangan itu semakin jarang terlihat. Banyak masjid yang sepi setelah tarawih, dan tadarus hanya dilakukan oleh segelintir jamaah yang masih bertahan.

Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan. Apa yang menyebabkan tadarus berjamaah semakin ditinggalkan?

Salah satu faktornya adalah perubahan gaya hidup. Kesibukan kerja, kebutuhan istirahat, serta semakin mudahnya akses terhadap Al-Qur’an digital membuat orang lebih memilih membaca sendiri di rumah.

Selain itu, minimnya regenerasi juga berperan besar. Generasi muda kurang dilibatkan, sehingga lambat laun kebiasaan ini mulai memudar.

Padahal, tadarus bukan hanya tentang membaca Al-Qur’an, tetapi juga menjadi ajang untuk belajar, berbagi ilmu tajwid, dan menumbuhkan semangat kebersamaan. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin tradisi ini akan semakin hilang di masa depan.

Oleh karena itu, perlu ada upaya nyata untuk menghidupkannya kembali, baik dari pengurus masjid, orang tua, maupun masyarakat secara umum.

Ramadan seharusnya menjadi momen untuk kembali mendekatkan diri kepada Al-Qur’an, tidak hanya secara individu, tetapi juga dalam kebersamaan di rumah-rumah Allah.

Cirebon,08/03/2025

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *