Rengginang Camilan Tradisional Dengan Filosofi Kehidupan


Rangginang Camilan Tradisional Dengan Filosofi Kehidupan

Penulis,Abah Roy
Ketua Aswin DPC Kota Cirebon

Rangginang, camilan khas Jawa Barat yang renyah dan gurih, bukan sekadar makanan ringan.

Di balik teksturnya yang keras namun lezat, tersimpan makna filosofis yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Sunda dan Jawa.

Proses pembuatannya yang panjang—mulai dari merendam beras ketan, mengukus, menjemur, hingga menggoreng—mengajarkan arti kesabaran dan ketekunan.

Seperti dalam hidup, setiap keberhasilan membutuhkan proses yang tidak instan.

Masyarakat tradisional pun sering membuat rangginang secara gotong royong, memperkuat nilai kebersamaan dan solidaritas.

Tak hanya itu, rangginang juga menjadi simbol ketahanan.

Setelah melalui berbagai tahap, camilan ini tetap mempertahankan bentuknya yang keras dan renyah, mengajarkan bahwa setiap individu harus kuat menghadapi tantangan tanpa kehilangan jati diri.

Filosofi lainnya adalah keikhlasan dan rasa syukur, di mana rangginang yang awalnya dibuat dari sisa beras ketan justru menjadi makanan yang bernilai tinggi.

Lebih dari sekadar camilan, rangginang adalah warisan budaya yang mengajarkan bagaimana menghadapi kehidupan dengan kesabaran, kebersamaan, dan keteguhan hati.


Cirebon,05/03/2025

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *