Artikel/Opini

PHK Bagi Kaum Buruh Dapat Menjadi Gerakan Kesadaran Kembali Berbasis Pada Ekonomi Agraris Atau Leluhur Bangsa Bahari


PHK Bagi Kaum Buruh Dapat Menjadi Gerakan Kesadaran Kembali Berbasis Pada Ekonomi Agraris Atau Leluhur Bangsa Bahari

Oleh : Jacob Eresete
Wartawan Lepas


Bangkrutnya PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) pabrik tekstil terbesar di Indonesia yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah resmi ditutup sejak 1 Maret 2025 menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia secara umum telah ambruk. Janji Wakil Menteri Ketenagakerjaan tidak akan ada PHK — yang mengesankan mampu menyelamatkan Sritek dari kebangkrutan yang lebih dari setengah abad usianya itu tetap tumbang, tidak mampu menghadapi tekanan ekonomi yang sungguh berat.

Puluhan ribu buruh tak hanya dari Sritex telah menjadi penganggur, tak punya kerja alias hilangnya sumber penghasilan. Sementara perlindungan dari pemerintah seperti upaya membangun lapangan kerja belum juga terlihat, utamanya dari Kementerian Ketenagakerjaan yang semakin tidak jelas fungsi dan peranannya dalam membangun bangsa dan menjaga ketahanan dan pertahanan negara dari sektor ketenagakerjaan yang percaya bahwa kaum buruh sebagai salah satu dari soko guru ekonomi Indonesia.

Gelombang PHK kaum buruh Indonesia ditunjukkan oleh sejumlah perusahaan dari berbagai kawasan industri di Jabodetabek: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Belum lagi dari daerah lain yang terus susul menyusul akibat krisis ekonomi hingga mulai dari merelokasi tempat perusahaan beroperasi hingga penutupan total tanpa kepastian hendak digantikan oleh usaha apa dan dimana. Sebab sejumlah perusahaan baru belum ada yang diketahui untuk menampung ribuan buruh yang kehilangan pekerjaan minimal
sejak satu tahun lalu hingga sekarang.

Akibatnya, tentu saja ketegangan ekonomi akan berimbas pada politik, budaya bahkan agama seperti tampak pada aktivitas serta kegiatan warga masyarakat pada bulan Ramadhan yang tampak kurang hidmat dari sambutan dan pelaksanaan aktivitas di bulan Ramadhan, agaknya lantaran konsentrasi warga masyarakat sedang tersita oleh usaha membenahi kondisi ekonomi keluarga.

Seruan sejumlah Menteri dan pejabat dari Kabinet Merah Putih untuk menghadapi harga cabai yang terus melonjak bersama harga organ pangan lainnya agar menanam sendiri di halaman rumah masing-masing. Anjuran ini ditanggapi rakyat semacam stand up komedi yang kehabisan tema sekedar untuk memenuhi kontrak kerja yang cukup siap untuk tampil sebagai figur publik yang patut dicontoh dan menjadi panutan. Karena itu beragam cibiran terus bertebaran dari tetangga sebelah ke tetangga sebelah menyebut langsung sosok Zilkifli Hasan dan Tito Karnavian itu sesungguhnya jabatannya apa dan sungguh kah mau menanam cabai di sekitar rumahnya sendiri.

Padahal, umumnya rumah penduduk di perkotaan, sekedar untuk memarkir kendaraan roda duanya yang sudah bobrok itu — lantaran salah mengisi Pertamax palsu yang sudah disulap sejak lima tahun silam itu — tak punya tempat yang layak dari segi kenyamanan maupun keamanan. Harga telur yang terus meroket menyundul langit pun, menjadi topik bahasan ibu-ibu di ujung lorong gelap sejak Orde Baru sampai era Indonesia emas 2045 yang dibayangkan terang benderang tidak lagi gelap seperti yang diteriakkan oleh mahasiswa. Dan nasib kaum buruh Indonesia memang harus segera dialihkan kembali ke pertanian, agar lahan industri tidak lagi memiliki celah dan peluang mengekploitasi tenaga kerja Indonesia yang murah.

Lalu ketahanan pangan dapat sungguh nyata diwujudkan dari pedesaan, bukan dari perkotaan. Maka itu gagasan dari mimpi yang gelisah dalam upaya menahan dan menyembunyikan rasa lapar, jalan terbaik segera kembali ke desa. Kecuali itu, kaum buruh Indonesia tidak lagi perlu berdesak-desak menyesaki perkotaan. Sebab basis pertahanan dan ketahanan bangsa Indonesia sesungguhnya berada di desa.

Setidaknya dengan pesangon yang bisa diperoleh oleh setiap kaum buruh yang terkena PHK dapat dijadikan modal usaha di desa untuk dapat hidup lebih layak dibanding hidup diperkotaan yang semakin tak menentu masa depan bersama anak, istri dan keluarga yang lebih sehat, nyaman dan tenteram. Jadi PHK bagi kaum buruh dapat diarahkan menjadi gerakan kesadaran kembali pada basis ekonomi Agraris di pedesaan. Atau berbasis pada budaya leluhur nenek moyang kita, bangsa bahari.


Banten, 1 Maret 2025

Nuryaji

Recent Posts

Pemerintah Desa Deluk Gelar Apel Senin Dan Tradisi Saling Memaafkan Di Bulan Ramadhan

Pemerintah Desa Deluk Gelar Apel Senin Dan Tradisi Saling Memaafkan Di Bulan RamadhanBENGKALIS - ASWINNEWS.COM…

10 menit ago

Wakil Bupati Kepulauan Meranti Muzamil Ziarahi Makam Orang Tua Usai Dilantik

Wakil Bupati Kepulauan Meranti Muzamil Ziarahi Makam Orang Tua Usai DilantikMERANTI – ASWINNEWS.COM – Wakil…

1 jam ago

Pemerintah Desa Pambang Baru Kunjungi Korban Kebakaran,Serahkan Bantuan

Pemerintah Desa Pambang Baru Kunjungi Korban Kebakaran, Serahkan BantuanBENGKALIS - ASWINNEWS.COM– Pemerintah Desa Pambang Baru,…

1 jam ago

Cegah Kebakaran Hutan,Pemdes Pasiran Dan Babinsa Koramil 01/Bengkalis Gelar Patroli Karhutla

Cegah Kebakaran Hutan, Pemdes Pasiran Dan Babinsa Koramil 01/Bengkalis Gelar Patroli KarhutlaBENGKALIS – ASWINNEWS.COM –…

2 jam ago

Kedatangan Bupati Dan Wakil Bupati Meranti Disambut Meriah Tradisi Adat Melayu

Kedatangan Bupati Dan Wakil Bupati Meranti Disambut Meriah Tradisi Adat MelayuMERANTI – ASWINNEWS.COM – Suasana…

2 jam ago

Mendagri Terbitkan Surat Edaran,Minta Pemda Siap Siaga Dukung Kelancaran Arus Mudik 2025

Kemendagri Terbitkan Surat Edaran, Minta Pemda Siap Siaga Dukung Kelancaran Arus Mudik 2025JAKARTA-ASWINNEWS.COM-Menteri Dalam Negeri…

2 jam ago