Di Indramayu, saat bulan Ramadhan, ada beberapa makanan khas yang sering dicari untuk berbuka puasa. Salah satunya adalah ragit, hidangan khas yang mirip dengan roti canai atau martabak lebar tetapi dipotong kecil-kecil panjang dengan kuah kari yang khas dan gurih dengan rasa kuah udang.
Ciri Khas Ragit terbuat dari adonan tepung terigu, telur, dan santan yang dibuat seperti dadar tipis dan dipotong kecil-kecil. Lalu disajikan dengan gulai atau kuah kari yang kaya rempah dengan rasa udang. Rasanya gurih dan cocok untuk berbuka karena ringan namun mengenyangkan.
Riwayat Ragit, Makanan Khas Indramayu di Bulan Ramadhan
Ragit merupakan salah satu makanan khas Indramayu yang populer saat bulan Ramadhan. Hidangan ini memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari tradisi kuliner masyarakat pesisir Indramayu dan sekitarnya.
Asal-Usul dan Sejarah ragit dipengaruhi oleh kuliner Timur Tengah dan India.
Ragit diduga memiliki akar dari makanan Timur Tengah dan India, seperti roti canai atau martabak. Hal ini dipengaruhi oleh perdagangan dan penyebaran Islam di pesisir utara Jawa, termasuk Indramayu.
Nama “ragit” sendiri mirip dengan “roti ragit” yang dikenal di beberapa daerah di Sumatra dan Kalimantan.
Ragit dan Tradisi Ramadhan di Indramayu
Ragit mulai dikenal sebagai makanan khas berbuka puasa sejak lama. Masyarakat Indramayu sering menjadikannya hidangan spesial karena rasanya yang gurih dan kuahnya yang kaya rempah.
Biasanya disajikan di rumah-rumah atau dijual di pasar takjil selama bulan Ramadhan.
Makna dan Filosofi
Kebersamaan: Ragit sering dibuat dalam jumlah besar dan dinikmati bersama keluarga atau tetangga.
Keseimbangan rasa: Perpaduan dadar tipis yang lembut dengan kuah gulai melambangkan keseimbangan dalam hidup, terutama dalam menahan hawa nafsu selama puasa.
Hingga kini, ragit tetap menjadi bagian dari tradisi Ramadhan di Indramayu dan semakin populer di berbagai daerah.