Artikel/Opini

Kuliner Tape,Bukan Hanya Soal Rasa,Namun Merupakan Bagian Dari Sejarah,Identitas Dan Perjalanan Hudup


Kuliner Tape,Bukan Hanya Soal Rasa,Namun Merupakan Bagian Dari Sejarah,Identitas Dan Perjalanan Hidup

Oleh : Abah Roy
Ketua DPC ASWIN Cirebon

Tape bukan hanya tentang rasa manis dan legit yang menggoda lidah.

Di balik kesederhanaannya, kuliner fermentasi ini menyimpan sejarah panjang, menjadi bagian dari identitas budaya, serta merekam perjalanan hidup banyak orang.

Dari generasi ke generasi, tape telah menjadi saksi berbagai peristiwa, mulai dari tradisi keluarga, hajatan adat, hingga simbol perubahan dan ketahanan dalam kehidupan.

Jejak Sejarah Tape

Tape telah dikenal sejak zaman dahulu sebagai salah satu makanan fermentasi khas Nusantara. Proses pembuatannya yang sederhana—melibatkan singkong atau ketan yang difermentasi dengan ragi—menjadikannya kuliner yang mudah dibuat, tetapi kaya akan filosofi.

Di berbagai daerah, tape memiliki variasi yang unik. Di Jawa Barat, ada peuyeum, tape singkong yang lebih kering dan sering digantung.

Sementara di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tape singkong lebih basah dengan rasa manis yang khas. Tidak ketinggalan, tape ketan di Sumatra sering dijadikan campuran dalam makanan dan minuman tradisional.

Identitas Budaya dalam Setiap Gigitan

Tape bukan hanya makanan sehari-hari, tetapi juga bagian dari ritual dan tradisi. Dalam acara pernikahan, kenduri, atau perayaan adat, tape sering hadir sebagai simbol keberkahan.

Di beberapa daerah, tape juga dipercaya memiliki makna filosofis, seperti kesabaran dan ketekunan—mengajarkan bahwa segala sesuatu membutuhkan proses, sebagaimana singkong yang harus melalui fermentasi sebelum menjadi tape yang lezat.

Tape dalam Kenangan dan Perjalanan Hidup

Bagi banyak orang, tape adalah bagian dari nostalgia. Ada yang mengingatnya sebagai camilan masa kecil saat berkumpul dengan keluarga.

Ada pula yang mengaitkannya dengan perjalanan ke daerah tertentu, mencicipi tape khas yang dibuat dengan resep turun-temurun. Bahkan, dalam kehidupan modern, tape tetap bertahan dan berkembang, muncul dalam inovasi kuliner seperti es tape, bolu tape, hingga tape goreng yang semakin digemari.

Lebih dari sekadar makanan, tape adalah warisan budaya yang terus hidup. Ia mengajarkan bahwa setiap proses, baik dalam makanan maupun kehidupan, membutuhkan waktu dan kesabaran untuk menghasilkan sesuatu yang berharga. Dari satu gigitan tape, kita bisa merasakan lebih dari sekadar rasa—kita menikmati sejarah, identitas, dan kenangan yang melekat di dalamnya.


Cirebon,25 Februari 2025

Nuryaji

Recent Posts

Boled Tradisional Food Fool of Philosophy That is Beneficial for Ulcer Sufferers

Boled Traditional Food Full of Philosophy That is Beneficial for Ulcer SufferersBy: Abah RoyHead of…

2 jam ago

Polres Kepulauan Meranti Panen Raya Jagung Di Desa Gogok Kecamatan Tebing Tinggi Barat

Polres Kepulauan Meranti Panen Raya Jagung Di Desa Gogok Kecamatan Tebing Tinggi BaratMERANTI -ASWINNEWS.COM -…

2 jam ago

Penerimaan Kunjungan dan Edukasi Cinta TNI dan Negara Kesatuan Republik Indonesia kepada Siswa KB Babusalam

Penerimaan Kunjungan dan Edukasi Cinta TNI dan Negara Kesatuan Republik Indonesia kepada Siswa KB BabusalamCIREBON-ASWINNEWS.COM-…

2 jam ago

Wujudkan Swasembada Pangan Nasional,Babinsa Ikut Tanam Padi

Wujudkan Swasembada Pangan Nasional, Babinsa Ikut Tanam PadiKOTA CIREBON -ASWINNEWS.COM- Rabu, 26 Februari 2025 dalam…

2 jam ago

Boled Makanan Tradisional Sarat Filosofi Yang Bermanfaat Bagi Penderita Maag

Boled Makanan Tradisional Sarat Filosofi Yang Bermanfaat Bagi Penderita MaagOleh: Abah RoyKetua DPC Aswin Kota…

2 jam ago

Gebyar Bagi Hasil Bumdes Artomoro Desa Mentayan Tahun Anggaran 2024 Meriah

Gebyar Bagi Hasil Bumdes Artomoro Desa Mentayan Tahun Anggaran 2024 MeriahBENGKALIS - ASWINNEWS.COM – Pemerintah…

2 jam ago