Oleh : Jacob Ereste
Wartawan Lepas
Keinginan Presiden Prabowo Subianto untuk segera mereshuffle sejumlah anggota kabinetnya yang tidak bekerja untuk rakyat patut didukung oleh agar kepentingan dan kenyamanan rakyat dapat segera terwujud menuju percepatan masuk Era Indonesia Emas yang harus terwujud sebelum 2045.
Masalah kemiskinan dan kebodohan rakyat yang harus segera diberantas sudah dimulai dengan melaksanakan program makan bergizi gratis yang diharap dapat meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia sambil memperkuat program pendidikan yang diorientasikan kepada masa depan yang mempunyai daya saing, bermutu dan berkualitas dengan etika, moral dan akhlak mulia guna membangun peradaban sebagai kepribadian bangsa dalam pergaulan dengan beragam bangsa di dunia yang semakin terbuka.
Ide dan gagasan yang telah diterapkan Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat untuk memberi bantuan langsung dana makan bergizi gratis itu langsung kepada setiap keluarga yang memiliki anak untuk dibantu gizinya bagus juga diperhatikan serta dapat dipertimbangkan sebagai pilihan alternatif dalam merealisasikan program makan bergizi gratis itu, agar tidak menimbulkan masalah bagi pemerintah dalam mewujudkannya.
Masalah utama bagi Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto adalah membenahi semua kerusakan dan kesalahan tata kelola pemerintah yang tidak efektif dan tidak efisien melaksanakan program yang membuat banyaknya kebocoran di semua posisi dan instansi pemerintah sehingga hanya menghasilkan keuntungan bagi pihak tertentu saja, tidak sampai kepada rakyat banyak. Maka itu dalam program ekonomi Kabinet Merah Putih Prabowo Subiyanto perlu juga didukung upaya untuk tercapai terwujudnya swasembada pangan dengan cara memberi subsidi kepada petani seraya menampung semua hasil panen mereka dengan harga standar untuk kemudian dapat mendistribusikan kepada rakyat dengan harga yang murah.
Demikian juga dengan kebutuhan rumah tangga seperti gas elpiji, bahan bakar minyak, air dan listrik serta kebutuhan bahan pangan pokok juga perlu disubsidi oleh pemerintah agar pergerakan ekonomi rakyat bisa membaik dari kerusakan atau keterpurukannya yang sangat parah dan akut, dapat segera dipulihkan.
Dalam kondisi bangsa dan negara serupa ini Pemimpin Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu memberi saran agar pemimpin bangsa Indonesia perlu menyerap dari filosofis babat alas tarik, (Majapahit), makna dari babat alas mentaok (Mataram) serta babat alas wono marto (seperti kisah dalam pewayangan) agar pemimpin bangsa dan negara Indonesia memiliki sandingan dari para pemimpin yang pernah ada di Nusantara hingga mampu memasuki masa kejayaannya seperti yang dicapai oleh Sriwijaya dan Majapahit pada masanya dahulu.
Jadi sosok pemimpin yang diperlukan oleh bangsa dan negara Indonesia sekarang bukan cuma yang mampu mengayomi, tapi juga melindungi dan mengarahkan orang yang dia pimpin sebagai pembantu atau pasukan yang ada dibelakangnya. Karena itu — harus memiliki keahlian dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang banyak — yang berbasis kesabaran dan kebijakan untuk mengakomodasi keinginan dan keinginan serta kemampuan orang lain yang ada disekelilingnya, sebagai pembantu maupun pelaksana programnya di lapangan.
Oleh karena itu, isyarat melakukan reshuffle yang hendak dilakukan Presiden Prabowo Subianto patut didukung dan mendapat dorongan dari semua pihak demi dan untuk kebaikan bersama bagi bangsa dan negara Indonesia dalam menata kehidupan yang baru dengan tantangan beragam masalah yang lebih komplek dan lebih berat. Sebab persaingan dalam tatanan global yang semakin terbuka diperlukan strategi baru untuk dapat menghadapi persaingan global dalam banyak hal, utamanya dalam peluang usaha dan kesempatan kerja untuk lebih memberi prioritas kepada anak bangsa sendiri, bukan tenaga kerja asing.
Segenap sumber daya manusia perlu diarahkan agar bisa produktif dalam bidang pekerjaannya masing-masing termasuk aparatur negara dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai abdi negara. Karena itu bagi pejabat negara yang salah urus, tidak serius menunaikan fungsi dan tugasnya perlu benahi, bila tidak harus segera disingkirkan, agar tidak sampai menjadi penghambat dalam percepatan rencana pembangunan yang diinginkan.
Harapan terhadap pemerintahan Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto untuk memprioritaskan program yang terkait dengan upaya untuk pemberdayaan segenap sumber daya masyarakat — kualitas dan kuantitas manusia serta semua peluang yang dapat dimaksimalkan hendaknya dapat terus didorong, disupport serta mendapat bantuan seperlunya sehingga dapat produktif, kreatif dan inovatif untuk ikut membuka peluang maupun kesempatan usaha bagi banyak orang, agar tidak menjadi beban atau bahkan penghambat laju pembangunan bagi bangsa dan negara Indonesia yang sedang memasuki persaingan global dalam semua bidang pekerjaan maupun usaha.
Pemenggalan sistem distribusi gas elpiji dari para pengecer, jelas sangat merugikan masyarakat, karena harus antre langsung melalui agen yang relatif jauh dari tempat pemukiman warga masyarakat kecil yang sangat membutuhkannya, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli gas elpiji dari agen yang jumlahnya sangat terbatas. Akibatnya, wajar ada praduga dan kecurigaan permainan yang tidak sehat dan tidak baik untuk memberi peluang monopoli yang terbukti telah membuat kepanikan dan kemarahan rakyat. Bahkan di beberapa tempat telah merenggut korban nyawa rakyat yang sudah susah menjadi bertambah susah.
Dari berbagai catatan 100 hari perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, kiranya cukup sudah untuk dievaluasi terhadap mereka yang tidak serius bekerja untuk rakyat itu, karena cuma tampak ingin mencari sensasi dan popularitas — atau sungguh hendak membangun jaringan bisnis pribadi seperti yang banyak diduga oleh rakyat yang tak mampu meneriakkan suara hati nuraninya.
Oleh karena itu, hasrat Presiden Prabowo Subianto untuk membersihkan benalu-benalu yang tersisa dan kini terus bergelayutan di dalam Kabinet Merah Putih yang harus bersih ikhlas berjuang untuk rakyat perlu segera dibersihkan, agar tidak menjadi penghambat, atau bahkan seperti kutu busuk atau musuh yang justru ada dalam selimut kita.
Banten, 7 Februari 2025
—