Isra Mi’raj dalam Kitab Durrotun Nasihin dan Hikmahnya bagi Umat Islam di Zaman Modern

“Isra’ Mi’raj dalam Kitab Durrotun Nasihin dan Hikmahnya bagi Umat Islam di Zaman Modern”

Penulis,AbahRoy
Ketua Aswin Kota Cirebon

Isra’ Mi’raj merupakan salah satu peristiwa paling luar biasa dalam kehidupan Nabi Muhammad ﷺ. Dalam kitab Durrotun Nasihin, kisah ini dijelaskan sebagai mukjizat besar yang menunjukkan kekuasaan Allah dan mengandung banyak pelajaran spiritual bagi umat Islam. Peristiwa ini tidak hanya menjadi ujian keimanan bagi para sahabat saat itu, tetapi juga memiliki relevansi besar bagi kehidupan di era modern, termasuk bagi para penulis dan umat Islam secara keseluruhan.

Isra’ Mi’raj dalam Kitab Durrotun Nasihin

Kitab Durrotun Nasihin menekankan bahwa perjalanan Nabi ﷺ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra’) dan naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi’raj) adalah bukti nyata kekuasaan Allah yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Beberapa hikmah utama yang dapat diambil dari kisah ini antara lain:

1. Shalat sebagai Hadiah Langsung dari Allah

Dalam Mi’raj, Nabi ﷺ menerima perintah shalat langsung dari Allah, menunjukkan bahwa shalat adalah ibadah utama yang menjadi penghubung antara manusia dan Tuhannya.



2. Ujian Keimanan dan Keteguhan Hati

Ketika Nabi ﷺ menceritakan peristiwa ini, sebagian orang meragukannya, namun Abu Bakar Ash-Shiddiq membenarkannya tanpa ragu. Ini menjadi pelajaran bagi umat Islam agar tetap teguh dalam keimanan meskipun menghadapi tantangan dan keraguan dari orang lain.



3. Kebesaran Allah di Atas Segala Kemajuan Ilmu Pengetahuan

Perjalanan yang menembus langit dalam waktu singkat membuktikan bahwa ilmu Allah jauh melampaui batas pemikiran manusia. Di zaman modern, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, umat Islam harus tetap menyadari bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya.




Hikmah Isra’ Mi’raj bagi Penulis dan Umat Islam

Isra’ Mi’raj bukan hanya kisah sejarah, tetapi juga memiliki banyak pelajaran yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan, baik oleh para penulis maupun umat Islam secara umum.

1. Hikmah bagi Penulis

Menulis sebagai Sarana Dakwah dan Kebaikan

Peristiwa Isra’ Mi’raj mengajarkan pentingnya menyampaikan kebenaran meskipun sulit diterima oleh sebagian orang. Seorang penulis juga harus berani menyebarkan nilai-nilai Islam dan moralitas melalui tulisan.


Menjaga Konsistensi dan Keimanan dalam Berkarya

Nabi ﷺ menghadapi banyak tantangan setelah Isra’ Mi’raj, tetapi tetap teguh dalam menyampaikan risalah. Ini menjadi pelajaran bagi penulis untuk tetap konsisten dan berpegang pada kebenaran meskipun menghadapi kritik dan hambatan.


Meningkatkan Kualitas Tulisan dengan Spiritualitas

Mi’raj adalah perjalanan spiritual tertinggi. Seorang penulis Muslim dapat mengambil hikmah ini dengan menulis berdasarkan niat yang baik, keikhlasan, dan menjadikan tulisan sebagai sarana ibadah serta amal jariyah.



2. Hikmah bagi Umat Islam

Shalat sebagai Sumber Ketenangan Jiwa

Di era modern yang penuh dengan tekanan dan distraksi, shalat adalah solusi utama untuk mendapatkan ketenangan batin dan memperkuat hubungan dengan Allah.


Keimanan di Tengah Tantangan Modern

Seperti umat Islam pada masa Nabi ﷺ yang diuji dengan peristiwa Isra’ Mi’raj, umat Islam masa kini juga diuji dengan berbagai tantangan, seperti materialisme dan ideologi sekuler. Keteguhan iman seperti yang ditunjukkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq harus menjadi teladan.


Optimisme dalam Menghadapi Hidup

Isra’ Mi’raj terjadi setelah masa sulit bagi Nabi ﷺ (Tahun Kesedihan), menunjukkan bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Ini menjadi motivasi bagi umat Islam untuk tidak berputus asa dalam menghadapi ujian hidup.



Kesimpulan

Isra’ Mi’raj bukan hanya perjalanan fisik Nabi Muhammad ﷺ, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh hikmah. Kitab Durrotun Nasihin menekankan pentingnya shalat, keteguhan iman, serta kesadaran akan kebesaran Allah. Dalam kehidupan modern, peristiwa ini tetap relevan sebagai pengingat bahwa di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan perubahan zaman, iman dan hubungan dengan Allah adalah yang paling utama. Baik sebagai penulis maupun umat Islam secara umum, kita dapat mengambil inspirasi dari Isra’ Mi’raj untuk selalu berpegang pada kebenaran, menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran, serta tetap optimis dalam menjalani kehidupan.


Cirebon,31 Januari 2025

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *