Artikel/Opini

Karya Puisi Aspar Paturusi Yang Religius Dan Padat Muatan Nilai-Nilai Spiritual

Karya Puisi Aspar Paturusi Yang Religius Dan Padat Muatan Nilai-Nilai Spiritual


Oleh : Jacob Ereste
Wartawan Lepas


Menikmati puisi karya Aspar Paturusi yang berjudul “Bisakah Kuasah Belati Imanku” jadi teringat karya Hamsat Rangkuti tentang belati juga yang kubayangkan tajam mampu menghujam pada kedalaman jiwa yang gamang terhadap tuntunan dan ajaran langit yang sudah terkena hujan dan panas. Hingga mungkin dapat juga diduga terancam lapuk dan lekang entah dari ruh siapa saja. Karenanya, pisau belati hendak terus diasah Aspar Paturusi, seakan hendak membedah hatiku, terbelah lantaran kehidupan dunia yang meriah membiarkan diri terkulai tak berdaya dalam bius rayuannya yang memabukkan.

Kecuali itu, aku senang sastrawan sekaliber Aspar Paturusi senang ikut berbaur dengan penyair muda Indonesia yang sedang dan terus bertumbuh kembali, sehingga membuat kenangan masa meriahnya sastra Indonesia tahun 1970 – 1980-an kembali meniupkan harapan tak lagi hendak seperti kerakap di atas batu. Bahkan dengan tampilnya nama Aspar Paturusi saja telah mampu menghantar memori berputar ulang pada pertemuan budaya Indonesia di Bulak Sumur menjelang tahun 1990 yang dibesut langsung oleh Dr. Umar Kayam, penulis “Seribu Kunang-kunang di Manhattan” saat *Pengakuan Pariyem” Linus Suryadi AG lagi di atas awan menggantikan Novel “Cintaku di Kampus Biru” Ashadi Siregar yang cukup ramai menjadi pembicaraan kalangan sastrawan dan pengamat sastra di Indonesia ketika itu.

Dari rekaman sejarah masa lalu itu yang masih dapat kuingat adalah mendorong Wiji Thukul penyair rakyat itu untuk tampil disela acara, karena sosoknya bersahaja selalu mengingatkan aku pada tampilan Chairil Anwar yang boleh dikata setengah urakan dan masai. Dalam acara inilah, kesempatan ngobrol yang asyik bersama Aspar Paturusi yang tidak pernah dapat dijumpai di Taman Ismail, Jakarta dalam berbagai kesempatan seperti pada acara mengawal pameran pelukis Amri Yahya.

Yang pasti, karya dan tampilan Aspar Paturusi menjadi idolaku, lantaran nuansa Makassar nya sungguh mempesona kendati belum pernah kudengar syairnya yang melantunkan I La Galigo yang sangat dahsyat muatan nilai spiritualnya.

Puisi Aspar Paturusi yang terkesan bertanya kepada Tuhan : “Bisakah Kuasah Belati Imanku” dapat dipahami sebagai pengakuan kejujuran dari perjalan batin di usia senjanya adanya hasrat untuk bersikap baik dan kukuh untuk mempertajam mata batinnya.

Begitukah dedah syairnya, pada usia seperti ini (82 tahun sekarang) sejujurnya dia katakan tak lagi patut bermohon petunjuk. Sebab sudah begitu jauh perjalan hidup ditempuhnya hingga menjelang senja.

Kesan dari perjalanan sufistik Aspar Paturusi pun sungguh meyakinkan. Sebab dari perjalan spiritual yang terlihat seperti dengan segala suka duka, semestinya mampu memilah rupa larangan-Mu. Tapi, toh dia tetap sadar, “sungguh belu batinku, keras membatu. Dalam artian untuk terus mendekat kepada Tuhan.

Kesadaran Aspar Paturusi terhadap pagi yang semestinya cerah tapi redup cahaya, adalah metafora dari dirinya sendiri. Sehingga Aspar Paturusi perlu mengatakan bahwa dirinya penuh luka oleh tikaman dosa. Bahkan dia katakan juga, bika ada hamba-Mu lalai bersyukur, aku juga ada di barisannya. Begitu juga bila ada yang selalu terlambat melafalkan istighfar, aku pun ada di dalamnya.

Menikmati puisi Aspar Paturusi yang semakin religius ini, seperti menikmati puisi Chairil Anwar di penghujung usianya yang berjudul Do’a. Persis sama seperti pergolakan jiwa dari kedua penyair besar Indonesia ini yang tidak bisa berpaling dari hadapan Tuhan.

Dalam syairnya, Chairil Anwar berkata: Tuhanku, dalam termangu aku masih menyebut nama-Mu. Meski sukar sungguh, mengenang-Mu penuh seluruh. Hingga akhirnya Chairil Anwar mendedahkan: Tuhanku, dipintu-Mu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling.

Sedangkan Aspar Paturusi mengatakan; kini, jika masih bisa memohon sisa usia masih mampu berarti, tidak terlena lagi oleh kilatan cahaya duniawi. Maka itu dia berujar ; Allah, bisakah kuasah belati imanku kembali, sekalipun tertatih-tatih. Sehingga dia berkata ; pekenankanlah aku melangkah di hamparan permadani kemuliaan-Mu.

Jadi pada hakekatnya pun, untuk terus berbuat baik itu, seperti do’a Chairil Anwar pun yang ingin mengisi hidupnya seribu tahun lagi itu.

Tapi yang pasti, energisitas Aspar Paturusi dalam usia yang telah memasuki babak bonus ini, sungguh sangat mengagumkan. Minimal lewat sejumlah karyanya yang dikoleksi oleh cucuku, ada puisi yang tertulis dalam satu hari yang sama, seperti puisi yang berjudul “Dedauanan Hijau Melambai Kepadamu” dengan sejumlah puisi lain jelas menunjukkan semangat hidup ingin terus meninggalkan sesuatu yang berarti bagi generasi berikutnya melalui ladang sastra yang ditekuninya. Meski dunia panggung dan habitat kesenian lainnya — dulu — pernah diarunginya penuh ketekunan yang menakjubkan.

Bayangkan naskah drama telah dia tulis pada tahun 1959, saat masih berusia remaja. Dan terus menyusul berbagai karya drama lainnya, novel, lalu mendirikan Dewan Kesenian Makassar, dan Ketua Komite Teater di Dewan Kesenian Jakarta. Ia tak hanya aktif membacakan puisi, tapi juga bermain drama, menjadi sutradara. Dan kumpulan puisinya bejibun. “Sukma Laut” (1985) Antologi “Ombak Losari” (1993), Puisi Bosnia (1993). Belum lagi karyanya yang termuat dalam kumpulan karya bersama penyair Indonesia lainnya.

Yang pasti, semangat, gairah, ketangguhan serta kegigihan Aspar Paturusi patut untuk dijadikan panutan dalam berkarya hingga produktif melahirkan banyak karya yang dapat dijadikan referensi, acuan, bandingan seperti karyanya Sutan Takdir atau Putu Wijaya yang sangat banyak dan mengagumkan. Sebab karya nyata itulah kelak yang akan menghias batu nisan seniman.


Banten, 29 Januari 2025

Nuryaji

Recent Posts

KH Raden Abdul Razak,M.Ag,Lantik Kepengurusan DPC GWSN Kabupaten Purwakarta

K,H Raden Abdul Razak,M,Ag,Lantik Kepengurusan DPC GWSN Kabupaten Purwakarta PURWAKARTA-ASWINNEWS.COM - Garda Wali Songo Nusantara…

2 jam ago

Musyawarah Penyusunan Dan Penetapan APBDes 2025 Desa Penyagun

Musyawarah Desa Penyusunan Dan Penetapan APBDes 2025 Desa PenyagunMERANTI - ASWINNEWS.COM - Praka J. Gulo,…

3 jam ago

Dandim 0303/Bengkalis Hadiri Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Dandim 0303/Bengkalis Hadiri Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW BENGKALIS - ASWINNEWS.COM – Dalam rangka…

3 jam ago

Aksi Satgas Yonif 762/VYS Bantu Bangun Rumah Warga Kampung Subin

Aksi Satgas Yonif 762/VYS Bantu Bangun Rumah Warga Kampung SubinMAYBRAT-ASWINNEWS.COM- Satgas Pamtas RI-PNG Kewilayahan Papua…

6 jam ago

Pengajian Umum Rojabiyah Di Megaluh Peringati Isra Mi’raj & Harlah NU Ke-102

Pengajian Umum Rojabiyah Di Megaluh Peringati Isra’ Mi’raj & Harlah NU Ke-102JOMBANG-ASWINNEWS.COM- Dalam rangka memperingati…

6 jam ago