CIREBON-ASWINNEWS.COM- Pada hari Minggu, tanggal 26 Januari 2025, Panembahan Ratu-3 (Drs. H. PC. Muhammad Mualim MP) Kiageng Macan Putih (Raja Caruban Nagari Ke-8) secara resmi menobatkan Datuk Fathul Hidayah Herman bin Abdullah sebagai Tumenggung Wali Nagari Sabah Malaysia, sesuai prosesi upacara adat yang digelar di Keraton Pakungwati 1452 M Caruban Nagari Cirebon Trah Padjadjaran di Kaliwedi Cirebon Jawa Barat.
Maka otomatis dengan prosesi penobatan ini, yang bersangkutan berhak menyandang gelar pada namanya menjadi Datuk Tumenggung Fathul Hidayah Herman bin Abdullah.
Raja Kraton Pakungwati Caruban Nagari 1452 M. Caruban nagari Cirebon Trah Padjadjaran mengatakan, ” Semoga mampu menjalankan tugas dan pengabdiannya dengan amanah sesuai hadapan rakyat Sabah Malaysia, Aamiiin Yaa Robbal’alamiiin.”
Redaksi aswinnews.com,Rabu 29 Januari 2025, berhasil mewawancarai Raja Kraton Pakungwati Caruban Nagari 1446 M Trah Padjadjaran, Panembahan Ratu III (Drs. PC. H. Muhammad Muslim MP. atau sebutan Ki Ageng Macan Putih ) Raja ke-8.
Ki Ageng menjelaskan tentang Sejarah Kraton Pakungwati Caruban Nagari, Trah Pajajaran Tahun 1446 M & Panembahan Ratu III.
” Kraton Pakungwati merupakan pusat pemerintahan awal Kesultanan Cirebon yang berakar dari Kerajaan Pajajaran dan menjadi bagian penting dalam sejarah Islam di Jawa Barat.”
Berikut ini,kata Ki Ageng, adalah penjelasan tentang sejarahnya dalam kaitan dengan tahun 1446 M dan Panembahan Ratu III.
1.Kraton Pakungwati & Caruban Nagari (1446 M)
Pada tahun 1446 M, wilayah Cirebon masih berada dalam fase awal perkembangannya sebagai kerajaan yang sedang mengalami transisi dari pengaruh Hindu-Buddha ke Islam. Peristiwa penting pada periode ini:
1.1. Pangeran Cakrabuana (Sri Manggana) membentuk Cirebon
Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi dari Pajajaran, meninggalkan istana Pajajaran dan mendirikan pemukiman di Caruban Nagari.
Ia mulai membangun infrastruktur pemerintahan di daerah ini, yang kemudian berkembang menjadi cikal bakal Kraton Pakungwati.
1.2. Pembangunan Kraton Pakungwati
Pangeran Cakrabuana membangun keraton sebagai pusat pemerintahan pertama di Cirebon.
Kraton ini dinamakan Pakungwati untuk menghormati Ratu Ayu Pakungwati, yang kelak menjadi istri Sunan Gunung Jati.
1.3. Transisi dari Pajajaran ke Islam
Caruban Nagari berkembang sebagai pusat perdagangan dan dakwah Islam.
Pangeran Cakrabuana mulai menyebarkan Islam, meskipun hubungan dengan Pajajaran masih dipertahankan.
Tahun 1446 M menandai periode penting dalam sejarah Cirebon sebagai wilayah yang mulai berdiri sendiri terpisah dari Pajajaran.
2.Siapa Panembahan Ratu III ?
Panembahan Ratu III adalah salah satu sultan dari Kesultanan Cirebon yang memerintah pada abad ke-17, bukan pada tahun 1446 M.
Untuk memahami garis keturunan dan perannya:
2.1.Panembahan Ratu I (Sultan Abdul Karim)
Memerintah sekitar tahun 1568-1649.
Putra dari Pangeran Pasarean dan cucu Sunan Gunung Jati.
Melanjutkan pemerintahan Islam di Cirebon dan memperkuat hubungan dengan Mataram.
2.2.Panembahan Ratu II
Nama lain: Sultan Girilaya.
Memerintah sekitar tahun 1662-1677 dan akhirnya wafat di Mataram.
2.3.Panembahan Ratu III
Sultan Anom pertama setelah pembagian Kesultanan Cirebon menjadi tiga bagian: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan.
Berkuasa setelah abad ke-17, bukan pada 1446 M.
3. Kesimpulan
Tahun 1446 M:Masa awal berdirinya Cirebon, dipimpin oleh Pangeran Cakrabuana, dengan pengaruh kuat dari Kerajaan Pajajaran.
Kraton Pakungwati: Dibangun sebagai pusat pemerintahan awal sebelum berkembang menjadi Kesultanan Cirebon.
Panembahan Ratu III merupakan raja yang memerintah setelah abad ke-17, sebagai pelanjut tahta Kraton Pakungwati Caruban Nagari 1446 M. Trah Padjadjaran.
Sujaya