Ujian Kenikmatan : Tantangan Tersembunyi Dalam Kehidupan

“Ujian Kenikmatan: Tantangan Tersembunyi Dalam Kehidupan”

Penulis,AbahRoy

Dalam perjalanan hidup, setiap manusia pasti akan menghadapi berbagai bentuk ujian. Namun, sering kali kita hanya menganggap kesengsaraan, penderitaan, atau kesusahan sebagai ujian. Padahal, kenikmatan yang kita terima—seperti kekayaan, kepandaian, atau kedudukan tinggi—juga merupakan ujian yang tak kalah berat. Hal ini sesuai dengan dawuh para ulama bahwa “Ujian berupa kenikmatan lebih berat ketimbang ujian berupa kesengsaraan.”

Dalil Ujian dalam Kenikmatan
Allah SWT mengingatkan manusia bahwa segala yang diberikan di dunia ini, baik berupa kesenangan maupun kesulitan, adalah ujian:

1. Ujian dengan Kenikmatan dan Kesusahan
“Dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarnya), dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.”
(QS. Al-Anbiya: 35)

Ayat ini menegaskan bahwa segala hal yang kita alami, baik kesenangan maupun kesulitan, adalah bagian dari ujian kehidupan. Banyak orang tahan menghadapi kesusahan dengan sabar, tetapi tidak sedikit yang lalai dalam menghadapi kenikmatan karena kurangnya rasa syukur.


2. Perintah untuk Bersyukur atas Nikmat
“Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS. Ibrahim: 7)

Allah memberikan jaminan bahwa rasa syukur akan membawa keberkahan dan tambahan nikmat, sedangkan pengingkaran hanya akan membawa kebinasaan. Ujian kenikmatan terletak pada kemampuan kita untuk bersyukur dan menggunakannya sesuai dengan perintah-Nya.


3. Peringatan tentang Lalai dalam Nikmat
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan, saling berbangga di antara kamu, dan berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan…”
(QS. Al-Hadid: 20)

Nikmat dunia yang melimpah dapat menjadi ujian yang menggoda manusia untuk lalai dan merasa sombong. Tanpa rasa syukur dan kesadaran, kenikmatan justru dapat menjauhkan manusia dari Allah SWT.



Syukur Sebagai Kunci Kelulusan
Bersyukur menjadi kunci utama dalam menghadapi ujian kenikmatan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Seluruh urusannya adalah kebaikan, dan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa musibah, ia bersabar, dan itu pun baik baginya.”
(HR. Muslim, no. 2999)

Hadis ini menunjukkan bahwa seorang mukmin harus mampu mengelola kenikmatan dengan rasa syukur sebagaimana ia mengelola kesulitan dengan kesabaran. Dengan syukur, nikmat yang diberikan Allah menjadi lebih bermanfaat dan membawa keberkahan.

Refleksi Hidup
Ujian kenikmatan sering kali tak kasat mata karena manusia cenderung terlena oleh kemewahan dunia. Padahal, Allah SWT telah menegaskan bahwa segala hal yang kita miliki hanyalah titipan sementara. Maka, sudahkah kita lulus dalam ujian kenikmatan? Sudahkah kita menggunakan kekayaan, kepandaian, atau kedudukan kita untuk kebaikan?

Pada akhirnya, baik kesengsaraan maupun kenikmatan hanyalah ujian untuk menguji keimanan kita. Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk bersyukur atas setiap nikmat dan bersabar atas setiap ujian, sehingga kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.

Cirebon,26 Januari 2025