Daya Tarik Wisata Lombok,Festival Bau Nyale,Warisan Tradisi Harmonisasi Komunitas Lokal

Daya Tarik Wisata Lombok,Festival Bau Nyale,Warisan Tradisi Harmonisasi Komunitas Lokal

LOMBOK,NTB-ASWINNEWS.COM- Festival Bau Nyale adalah tradisi tahunan masyarakat Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang diadakan untuk menangkap Nyale (polychaeta) , yaitu hewan sejenis cacing laut yang muncul di perairan pantai selatan Lombok.

H.Sujaya,Redaksi Aswinnews.com,Kamis 23 Januari 2025,berhasil mewawancarai
H. Muhammad Fajar Taufik, M. Ed. Tokoh Masyarakat Lombok Barat,yang juga pernah menjadi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, mengatakan, bahwa Nyale merupakan binatang laut yang berasal dari tengah laut di Samudera Indonesia. Secara bergerombol membentuk bola, lalu dihempas ke tepi pantai selatan Lombok dan terpecah dan tersebar sehingga membentuk warna warni dari jenis cacing tersebut yang terlihat di jernihnya air laut pantai Lombok.

” Lalu masyarakat setempat mencarinya dan diolah menjadi makanan favorit dengan cara dijadikan pepes nyale yang rasanya sangat enak dan bergizi,” ungkapnya.

” Bahkan menurut Dra. Dwi Soelistya Dyah, M.Kes maupun Drs. Zainul Muttaqim, peneliti dari Universitas Mataram, yang melakukan penelitian secara khusus terhadap cacing laut ini, cacing-cacing nyale ini memiliki kandungan protein yang tinggi juga mengandung antimikroba serta dapat menguji kualitas air laut. Bahkan, kandungan protein cacing nyale lebih besar dua kali kandungan protein ayam ras,” ungkapnya.

” Festival ini berakar dari cerita legenda Putri Mandalika, seorang putri yang konon menjelma menjadi Nyale demi menjaga kedamaian dan persatuan rakyatnya.” pungkasnya.

Aktivitas Utama dalam festival Bau Nyale meliputi :

1.Menangkap Nyale: Puncak acara terjadi pada dini hari, ketika para peserta berkumpul di pantai seperti Seger, Bumbang, Selong Belanak, Pantai Kuta untuk menangkap Nyale dengan tangan.

2.Pertunjukan Budaya: Ada teater yang mengisahkan legenda Putri Mandalika, musik tradisional, tari-tarian, dan pertunjukan seni seperti Peresean (pertarungan tongkat tradisional).

3.Kompetisi Putri Mandalika:
Pemilihan simbolis Putri Mandalika menjadi salah satu acara utama festival.

4.Kuliner Tradisional: Nyale sering diolah menjadi makanan khas, yang diyakini membawa keberuntungan bagi yang menyantapnya.

5.Waktu Festival
Festival ini biasanya berlangsung di bulan Februari atau Maret, bergantung pada kalender Sasak dan kondisi alam, seperti fase bulan.

6.Lokasi utamanya adalah Pantai Seger, tetapi beberapa pantai yang terdapat Nyale di tempat lain juga ikut merayakan acara ini. Seperti Pantai Mawun, Pantai Kute.

7.Makna:
Bau Nyale tidak hanya merayakan warisan budaya Sasak tetapi juga menyatukan komunitas lokal dan memperkenalkan kekayaan tradisi Lombok kepada dunia Internasional.


H.Sujaya
Dewan Redaksi

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *