Bagaimana Bersikap Pada Pengidap Narsistik Personality Disorder (NDP) ?
Bagaimana Bersikap Pada Pengidap Narsistik Personality Disorder (NPD) ?
Oleh : Sujaya, S. Pd. (Anggota Dewan Penasehat DPP ASWIN)
Bila Anda dalam pergaulan di lingkungan manapun di masyarakat, instansi ataupun sekolah sangat sering kita menemukan orang yang memiliki ciri-ciri berikut, maka dapat dipastikan dia adalah pengidap gejala kelainan psikologis yang disebut Narsistik Personality Disorder (NPD).
Maka kami sampaikan agar dapat mengenali dan bisa bersikap bijak serta mengendalikannya karena kelainan tersebut bersifat akut.
Dalam beberapa jurnal dan penelitian, Teori gejala psikologis NPD (Narsistik Personality Disorder) tidak memiliki satu penemu tunggal atas teori tersebut.
Konsep narsisme dan gangguan kepribadian narsistik telah berkembang melalui kontribusi banyak ahli psikologi selama bertahun-tahun.
Beberapa tokoh penting yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam memahami dan mendefinisikan NPD antara lain:
* Heinz Kohut: Salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam teori narsisme. Kohut menekankan pentingnya hubungan objek awal dalam perkembangan psikologi dan bagaimana kekurangan dalam hubungan ini dapat berkontribusi pada pengembangan NPD.
* Otto Kernberg: Kernberg mengembangkan model psikoanalisis objek hubungan yang kompleks, yang memberikan kerangka kerja untuk memahami dinamika psikologis individu dengan NPD.
* Adolf Grunbaum: Grunbaum memberikan kontribusi signifikan dalam memahami aspek kognitif dan perilaku NPD.
Penting untuk diingat: * NPD adalah kondisi kompleks: Penyebabnya multifaktor dan melibatkan interaksi antara faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup individu.
* Teori terus berkembang: Pemahaman kita tentang NPD terus berkembang seiring dengan kemajuan dalam penelitian psikologi.
Gejala pengidap NPD adalah seperti berikut :
1.Perfeksionisme: Orang ini mungkin memiliki standar yang sangat tinggi terhadap diri sendiri dan orang lain. Mereka merasa perlu selalu benar dan tidak bisa menerima kesalahan.
2.Kurang rasa percaya diri: Di balik sikap kritisnya, mungkin ada rasa tidak percaya diri yang mendalam. Dengan mengkritik orang lain, mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
3.Ingin mengontrol: Mereka mungkin merasa perlu mengontrol situasi dan orang-orang di sekitar mereka. Dengan mengungkit kesalahan, mereka mencoba untuk membuat orang lain tunduk pada kehendak mereka.
4.Dendam: Jika ada peristiwa di masa lalu yang menyakitkan, mereka mungkin menggunakan cara ini untuk membalas dendam atau mencari pembenaran atas apa yang telah terjadi.
4.Gangguan kepribadian narsistik: Orang dengan gangguan ini seringkali memiliki pandangan yang sangat tinggi tentang diri mereka sendiri dan meremehkan orang lain.
Hal yang perlu dipahami dan Bersikap
Penting untuk diingat: bahwa setiap orang berbeda: Tidak semua orang yang sering mengkritik memiliki masalah psikologis. Terkadang, kritik bisa menjadi bentuk umpan balik yang konstruktif.
Dalam hal kasus seperti di atas lakukan sikap berikut :
1.Dalam hal ini kita harus melihat konteks: Penting untuk melihat situasi secara keseluruhan. Kritik yang disampaikan dengan cara yang kasar dan terus-menerus, tentu saja berbeda dengan kritik yang disampaikan dengan tujuan membantu.
2.Maka sangat perlu mencari bantuan profesional: Jika perilaku ini mengganggu kehidupan sehari-hari Anda atau orang di sekitar Anda, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog. Apa yang bisa Anda lakukan jika berhadapan dengan orang seperti ini?
3.Tetapkan batasan: Beritahu orang tersebut bahwa Anda tidak nyaman dengan perilakunya.
4.Hindari konfrontasi: Memulai pertengkaran tidak akan menyelesaikan masalah.
5.Jaga jarak: Jika memungkinkan, batasi interaksi dengan orang tersebut.
6.Cari dukungan: Bicarakan dengan orang yang Anda percaya tentang situasi ini.