Dampak Prilaku Berpacaran Pada Kesehatan Mental Pelajar

Dampak Prilaku Berpacaran Pada Kesehatan Mental Pelajar

Oleh : Sujaya, S. Pd.
(Anggota Dewan Penasihat DPP ASWIN)


Prilaku berpacaran pada sebagian pelajar, khususnya di usia sekolah menengah SMP dan SMA, kini dianggap sesuatu yang wajar dan lumrah. Bahkan parahnya sebagian pelajar menganggap prilaku berpacaran sebagai standar kebahagiaan. Padahal berdasarkan data bahwa prilaku berpacaran merupakan sumber pemicu kecemasan dan buruknya kesehatan mental yang lain bagi pelajar.

Prilaku Berpacaran

Prilaku berpacaran adalah cara seseorang berinteraksi dengan lawan jenisnya atau pasangannya.

Ini bisa berupa tindakan fisik, seperti bergandengan tangan atau berpelukan, atau tindakan non-fisik, seperti mengobrol, berbagi cerita, atau memberikan dukungan.

Tujuan utama pacaran adalah untuk saling mengenal lebih dalam dan membangun hubungan yang lebih serius.

Bentuk perilaku pacaran sangat beragam dan bisa berbeda-beda antara satu pasangan dengan pasangan lainnya.

Beberapa contoh perilaku pacaran yang umum adalah:
1.Berkomunikasi: Mengobrol, berbagi cerita, mendengarkan, dan saling memberikan dukungan.
2.Berkencan: Melakukan aktivitas bersama, seperti menonton film, makan malam, atau jalan-jalan.
3.Berbagi perasaan: Mengungkapkan perasaan cinta, kasih sayang, atau kekaguman.
4.Memberikan perhatian: Melakukan hal-hal kecil untuk menyenangkan pasangan, seperti memberikan hadiah atau membuat kejutan.

Namun penting untuk diingat bahwa pada, setiap pasangan memiliki definisi pacaran yang berbeda.

Perilaku pacaran yang sehat adalah yang saling menghormati, saling percaya, dan tidak merugikan salah satu pihak. Pacaran yang sehat bisa menjadi fondasi yang kuat untuk hubungan yang lebih serius di masa depan.

Dampak Prilaku Berpacaran

Prilaku berpacaran secara umum sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif, namun pada hubungan prilaku berpacaran pelajar di usia yang masih sangat muda yaitu pada usia SMP dan SMA lebih banyak negatifnya. Hal itu terjadi pasca putusnya hubungan prilaku berpacaran yang banyak memicu kecemasan, kecewa, depresi, stres dan prilaku buruk lainnya.

Berdasarkan penelitian di yang dilakukan oleh layanan konseling di Universitas New Brunswick banyak kaum muda mengalami masalah kesehatan mental setelah berpisah dengan pasangan mereka.

Sementara itu dalam penelitian yang lain menyatakan 40℅ remaja mengalami depresi ringan setelah hubungan dengan pasangan mereka berakhir. Sedangkan 12℅ lainnya mengalami depresi yang parah.

Pengaruh negatifnya berupa :
1.Memicu dan memacu stres dan kecemasan. Masalah dalam hubungan, perselisihan, atau kecemburuan dapat menyebabkan stres dan kecemasan.

2.Gangguan konsentrasi. Terlalu fokus pada hubungan dapat mengganggu aktivitas belajar dan prestasi akademik.

3.Depresi: Putus cinta atau masalah serius dalam hubungan dapat memicu depresi.

4.Perubahan perilaku: Beberapa remaja mungkin mengalami perubahan perilaku seperti menjadi lebih tertutup atau agresif.

Walaupun ada juga dampak yang dianggap positifnya, khususnya pada usia pelajar yang sudah lebih dewasa, yaitu usia SMA.

Banyak faktor-faktor yang Mempengaruhi tingkat dampak prilaku berpacaran.
1.Usia: Remaja yang lebih muda mungkin lebih rentan terhadap dampak negatif.

2.Kepribadian: Orang dengan kepribadian yang lebih sensitif mungkin lebih terpengaruh.

3.Dukungan sosial: Adanya dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat membantu mengatasi masalah.

4.Kualitas hubungan: Hubungan yang sehat dan saling mendukung cenderung memiliki dampak positif.

Pada hubungan yang tidak sehat bisa terasa membingungkan dan menyakitkan. Berikut beberapa tanda prilaku berpacaran ysng negatif.

* Kekerasan: Baik fisik maupun emosional. Ini termasuk mengancam, menghina, atau memaksa.

* Kontrol: Pasangan mencoba mengontrol setiap aspek hidupmu, mulai dari teman hingga pakaian yang kamu kenakan.

* Ketidakseimbangan: Salah satu pihak selalu merasa lebih rendah atau tidak dihargai.

* Komunikasi buruk: Sulit untuk berbicara terbuka dan jujur, sering bertengkar, atau salah satu pihak selalu menghindari konflik.

* Ketidakpercayaan: Merasa tidak bisa mempercayai pasangan, atau pasangan selalu menuduhmu tidak setia.

* Isolasi: Pasangan mencoba membatasi interaksimu dengan keluarga dan teman.

* Rasa takut: Selalu merasa takut akan reaksi pasangan jika kamu melakukan sesuatu yang tidak disukainya.

Mengatasi Kecemasan Akibat Prilaku Berpacaran

Putus cinta memang bisa menimbulkan kecemasan yang cukup besar. Namun, ingatlah bahwa perasaan ini wajar dan akan berlalu seiring waktu.

Berikut beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengatasi kecemasan akibat putus cinta:
* Akui perasaanmu: Jangan berusaha menampik atau menyembunyikan perasaanmu. Mengakui bahwa kamu sedang merasa cemas adalah langkah pertama untuk menghadapinya.
* Cari dukungan: Bicaralah dengan teman, keluarga, atau terapis tentang apa yang kamu rasakan. Mendengar masukan dari orang lain bisa memberikan perspektif baru dan membuatmu merasa lebih baik.
* Jaga kesehatan fisik: Pastikan kamu makan makanan bergizi, tidur yang cukup, dan berolahraga secara teratur. Kesehatan fisik yang baik akan berdampak positif pada kesehatan mentalmu.
* Alihkan perhatian: Sibukkan diri dengan aktivitas yang kamu sukai, seperti membaca, menonton film, atau mengikuti hobi baru.
* Hindari kebiasaan buruk: Hindari mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang sebagai pelarian. Hal ini hanya akan memperburuk keadaanmu.
* Berikan waktu pada dirimu sendiri: Proses penyembuhan butuh waktu. Jangan terlalu keras pada diri sendiri.
Tips tambahan:
* Tulis jurnal: Menulis tentang perasaanmu bisa menjadi cara yang efektif untuk melepaskan emosi.
* Fokus pada diri sendiri: Manfaatkan waktu ini untuk mengenal dirimu lebih baik dan mengembangkan diri.
* Jangan menyalahkan diri sendiri: Putus cinta adalah hal yang wajar terjadi. Jangan merasa bersalah atas apa yang telah terjadi.
Ingat, kamu tidak sendirian. Banyak orang pernah mengalami hal yang sama. Jika kecemasanmu terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.

Indramayu,14 Oktober 2024

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *