Seni Budaya

Si Wulung Kuda Renggong Di Kabupaten Sumedang Menarik Banyak Peneliti Hewan

Si Wulung Kuda Renggong Di Kabupaten Sumedang Menarik Banyak Peneliti Hewan


Sumedang-aswinnewsmcom- Kuda Renggong merupakan kesenian yang pertama kali diciptakan oleh keadipatian Sumedang pada tahun 1910.

Kesenian ini memiliki daya tarik tersendiri bagi penontonnya. Pertunjukan kesenian tersebut biasanya menampilkan kuda yang menari. Juga ada pertunjukkan silat dengan diiringi musik tradisional.

Pada awalnya, kesenian ini ditujukan untuk pemenuhan spiritual masyarakat.
Bentuknya berupa ritual mempersembahkan kepada sang penciptanya.

Salah satu kesenian kuda renggong yang menjadi legenda adalah Wulung Grup Asuhan Almarhum Abah Sarmen.

Saat awak media mewawancara putra bungsunya yang bernama Dadang di kediamannya di Dusun Kebon Hui Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari,Minggu (08/12) ,beliau mengatakan,

“Si Wulung lahir dari kuda unggulan yang bernama Rita Pada Tahun 1981. Banyak keistimewaan dari Si Wulung, kuda yang menjadi legenda masyarakat di Kabupaten Sumedang. Di antara keistimewaan kuda ini adalah memiliki kepribadian dan dimuliakan selayaknya manusia”.

Bukan itu saja, kehebatan kuda yang sudah menjadi ikon Kabupaten Sumedang ini.

Kuda tersebut juga terkenal mistis, bisa menari, berdiri dan bermain silat.

Keanehan dan kemasyhuran si Wulung, menarik peneliti hewan,saat itu peneliti yang datang adalah di antaranya dari IPB Bogor dan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

Peneliti yang berasal dari dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung bernama Rafli Ferial Mohamad pada tahun 2021.

Penelitian tersebut mengambil judul: “Kontrol Sosial Dalam Dongeng Si Wulung di Tanjungsari Kabupaten Sumedang”.

Dalam penelitian itu, Si Wulung dinilai sangat spesial oleh masyarakat setempat karena memiliki banyak kelebihan dibanding kuda yang lain.

Dalam penelitian itu dijelaskan, terdapat cerita rakyat yang muncul dari kesenian Kuda Renggong di Sumedang ini secara tradisi lisan. Cerita rakyat tersebut adalah terkait dengan dongeng Si Wulung.

Alasan penelitian tersebut menganalisis dongeng Si Wulung, dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pertama, hampir terputusnya tradisi lisan dongeng Si Wulung.
Hal itu akibat dongeng tersebut jarang diceritakan oleh orang-orang tua di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Alasan kedua, karena ditemukannya cerita keunikan Si Wulung. Walau hanya seekor kuda, namun memiliki kepribadian dan diperlakukan menyerupai manusia.

Alasan ketiga, karena lebih banyak orang yang memilih untuk melestarikan kesenian Kuda Renggong, tetapi tidak mengetahui kisah yang melatarbelakanginya. Padahal Kuda Renggong itu bermula dari peran Si Wulung.

Selain itu, pengambilan topik mengenai unsur kontrol sosial pada dongeng Si Wulung ini pun karena adanya keistimewaan-keistimewaan kuda itu. Tentu hal tersebut merujuk pada perilaku yang baik dan buruk dilakukan di lingkungan masyarakat.

Dalam cerita lisan, Si Wulung memberikan contoh yang baik dalam banyak hal. Bahkan kebaikannya tersebut tercermin dengan keistimewaannya yang berbeda dari kuda-kuda pada umumnya.
Salah satu contohnya si Wulung sangat membenci pada manusia yang suka minum alkohol, cerita ini sudah beredar di masyarakat ,pernah terjadi saat orang yang yang mabuk dan joget di depan si Wulung dalam acara hajatan ,si Wulung menggigit dan melemparkannya ,sedangkan pada pen joget yang di samping si pemabuk yang tidak minum alkohol di biarkannya.

Dongeng Si Wulung ini sejak lama sudah tersebar di masyarakat Tanjungsari, Sumedang secara lisan ke lisan dan antara keluarga maupun teman. Kebanyakan masyarakat yang mengetahui dongeng ini ialah mereka yang sudah lanjut usia.

Hanya sekarang banyak orang tua di Tanjungsari sudah jarang menceritakannya lagi.

Akibatnya banyak remaja di sana yang hanya mengetahui Si Wulung ini sebatas aksinya dalam kesenian Kuda Renggong.

Kuda yang menjadi lambang Kabupaten Sumedang ini di akhir hayatnya, menurut Dadang mengalami sakit dahulu dan berbaring ke arah selatan ,tapisaat pelepasan nyawanya si Wulung berdiri dan memindahkan posisi berbaringnya ke arah Utara.

Herman/Kabiro Sumedang

Nuryaji

Recent Posts

Gangguan Jaringan Komunikasi,Informasi Dan Publikasi Kita Juga Harus Serius Dihadapi Dengan Berbagi Cara

Gangguan Jaringan Komunikasi, Informasi Dan Publikasi Kita Juga Harus Serius Dihadapi Dengan Berbagai CaraOleh :…

5 jam ago

Kodam I/BB Adakan Makan Sehat Bergizi Untuk SD Kartika I-1 Dan Kartika I-2 Medan Helvetia

Kodam I/BB Adakan Makan Sehat Bergizi Untuk Siswa SD Kartika I-1 Dan Kartika 1-2 Medan…

5 jam ago

BSKDN Kemendagri Sambut Baik Kolaborasi Perlindungan Masyarakat Miskin Dan Pekerja Rentan

BSKDN Kemendagri Sambut Baik Kolaborasi Perlindungan Masyarakat Miskin Dan Pekerja RentanJAKARTA-ASWINNEWS.COM- Badan Strategi Kebijakan Dalam…

5 jam ago

Rizal Tanjung Hendak Meluruskan Soal Yang Sudah Lurus,Justru Bisa Menjadi Bengkok

Rizal Tanjung Hendak Meluruskan Soal Yang Sudah Lurus, Justru Bisa Menjadi BengkokOleh : Jacob EresteWartawan…

5 jam ago

Kemiskinan Dan Kebodohan Membuat Penjajah Terselubung Menjadi- jadi

Kemiskinan dan Kebodohan Membuat Penjajah Terselubung Semakin Menjadi-jadiOleh : Jacob EresteWartawan LepasSungguh tragis di negeri…

5 jam ago

Pangdam Kasuari : Jangan Hanya Menjadi Pengamat,Tetapi Jadilah Motor Penggerak Perubahan Dalam Tubuh TNI AD

Pangdam Kasuari : Jangan Hanya Menjadi Pengamat, Tetapi Jadilah Motor Penggerak Perubahan Dalam Tubuh TNI…

10 jam ago