Indramayu-aswinnews.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) bekerjasama dengan Yayasan NLR(Netherlands Leprosy Relief) menggelar acara loka karya Sahabat Pendamping Bagi Penderita Kusta yang ada di Kabupaten Indramayu, diselenggarakan di Hotel Prima Jl. DI Panjaitan No.61, Karanganyar, Kec. Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,Sabtu(07/12/2024)
Acara yang dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan,Basudin S.Km.M.km,dari Yayasan NLR Angga Yanuar dan Solia, serta narasumber dari FKDC(Forum Komunikasi Difabel Cirebon) serta peserta dari orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) di Kabupaten Indramayu.
Yayasan NLR Indonesia adalah sebuah organisasi non-pemerintah (LSM), yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta.
Dan NLR Indonesia adalah sebuah yayasan nirlaba dan non-pemerintah,yang memusatkan kerjanya pada penanggulangan kusta dan konsekuensinya di Indonesia.
NLR Indonesia menggunakan pendekatan tiga zero, yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi).
Di dunia, NLR Indonesia merupakan anggota dari NLR Alliance yang bermarkas di Belanda. Selain Indonesia, anggota dari NLR Alliance lainnya adalah NLR Mozambique, NLR India, NLR Nepal, dan NLR Brazil.
Di Indonesia, kerja-kerja NLR Indonesia telah dirintis sejak tahun 1975 oleh NLR Belanda bersama Pemerintah Indonesia.
Pada 2018, NLR bertransformasi menjadi entitas nasional yaitu NLR Indonesia dengan maksud untuk membuat kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta.
Sama seperti Aliansi NLR International, NLR Indonesia memiliki slogan: Hingga Kita Bebas Dari Kusta.
Angga Yanuar, Manager Program Konsekwensi Kusta NLR,menjelaskan bahwa,
“Di NLR, di bagian program untuk pengurangan stigma kusta.
Karena kerjasama kami sudah kuat di 19 provinsi.
“Pada hari ini kami melibatkan dari Dinas Kesehatan, kemudian 15 peserta yang mewakili orang yang pernah mengalami kusta di 7 kecamatan,Sebenarnya mereka diambil dari perwakilan masing-masing desa.
Paling jauh ada di daerah Haurgelis, kemudian yang beberapa di sekitar-sekitar sini.Yang kena imbas kusta nya saja dan yang sudah sembuh dari kusta juga ikut pelatihan,” kata Angga.
Harapan kedepannya,di Indramayu ini,kita tahu bahwa masih menjadi peringkat tiga di Jawa Barat untuk kasus kusta.
Kami berharap pelatihan ini akan menjadikan para penyandang kusta itu bisa menemukan kembali akses mereka kepada layanan dasar,
kemudian mampu menyuarakan kepentingannya.
“Ya kalau secara teknis obatnya sudah tersedia,
sudah diadopsi oleh Indonesia selama lebih dari 30 tahun yang lalu,” pungkas Angga.
Thoha